Default Title
logo spatial highlights
Ini 3 Dampak Negatif Jika Magnet Bumi di Samudra Atlantik Selatan Melemah

Ini 3 Dampak Negatif Jika Magnet Bumi di Samudra Atlantik Selatan Melemah

Medan magnet Bumi di atas Samudra Atlantik Selatan terus melemah dan meluas sejak 2014. Berdasarkan data terbaru dari satelit, wilayah yang dikenal dengan nama South Atlantic Anomaly (SAA) kini merentang hingga mendekati kawasan Afrika. Kondisi ini menunjukkan bahwa area pelemahan medan magnet tersebut berkembang makin cepat dan menjadi salah satu yang paling signifikan di Bumi.

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Physics of the Earth and Planetary Interiors edisi November menyebutkan bahwa ukuran anomali ini telah bertambah hampir setengah luas benua Eropa. Perkembangan tersebut menimbulkan kekhawatiran bagi para ilmuwan karena dapat menimbulkan risiko bagi satelit yang melintas di atasnya.

Anomali ini pertama kali terdeteksi pada abad ke-19. Di wilayah SAA, medan magnet Bumi diketahui menurun hingga ketinggian sekitar 200 kilometer dari permukaan, jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata global yang mencapai 650 kilometer. Kondisi tersebut membuat satelit dan wahana antariksa menjadi lebih rentan terhadap partikel bermuatan dari Matahari, serta paparan radiasi ultraviolet dan sinar-X. Dampaknya dapat berupa gangguan sistem, kerusakan perangkat keras, bahkan pemadaman total.

Image 1

Menurut Chris Finlay, profesor geomagnetisme dari Technical University of Denmark, pelebaran SAA disebabkan oleh perubahan fluks magnetik di batas antara mantel dan inti luar Bumi. “South Atlantic Anomaly bukan satu blok tunggal,” ujar Finlay, dikutip dari Live Science. “Bagian di dekat Afrika berubah berbeda dari yang di sekitar Amerika Selatan. Ada sesuatu yang istimewa di wilayah ini yang menyebabkan pelemahan medan magnet lebih intens.”

Medan magnet Bumi sebagian besar dihasilkan oleh inti luar yang terdiri atas besi cair yang berputar sekitar 3.000 kilometer di bawah permukaan. Pergerakan logam cair tersebut menciptakan arus listrik yang menghasilkan medan magnet, kemudian menjalar ke atmosfer hingga bertemu di sekitar kutub.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa di beberapa titik di bawah wilayah SAA, medan magnet justru berputar kembali ke inti Bumi, suatu fenomena yang dikenal sebagai reverse flux patches. Pergeseran area ini diyakini menjadi penyebab utama pelemahan serta pergerakan anomali ke arah timur selama lebih dari satu dekade terakhir.

Untuk mendeteksi perubahan tersebut, tim Finlay menggunakan data dari tiga satelit Swarm milik Badan Antariksa Eropa (ESA). Data yang dikumpulkan juga memperlihatkan dinamika serupa di wilayah Kanada dan Siberia, di mana kekuatan magnet menunjukkan peningkatan dan pelemahan berbeda sejak 2013.

Image 1

“Luar biasa melihat gambaran besar dari dinamika Bumi kita,” kata Anja Strømme, manajer misi Swarm ESA. “Semua satelit berfungsi baik dan terus memberikan data penting yang semoga bisa diperpanjang hingga setelah 2030.”

Temuan ini diharapkan dapat membantu para ilmuwan memahami lebih dalam perubahan yang terjadi di inti Bumi, yang menjadi sumber utama medan magnet. Pemahaman tersebut penting untuk menjaga keberlangsungan sistem satelit serta melindungi planet kita dari paparan radiasi kosmik.

Dampak Negatif dari Pelemahan Medan Magnet Bumi

Selain implikasi ilmiah, pelemahan medan magnet Bumi di wilayah South Atlantic Anomaly (SAA) berpotensi menimbulkan berbagai dampak berbahaya, baik bagi sistem teknologi di orbit maupun bagi kehidupan di Bumi. Berikut penjelasan mengapa kondisi tersebut dianggap berisiko.

  1. Ancaman bagi satelit dan wahana antariksa

Medan magnet Bumi berfungsi sebagai perisai alami yang melindungi planet ini dari partikel bermuatan tinggi yang berasal dari angin Matahari dan radiasi kosmik. Ketika medan magnet melemah, perlindungan tersebut menjadi berkurang. Di wilayah SAA, kekuatan magnet turun drastis sehingga partikel berenergi tinggi dapat menembus lebih dalam ke orbit rendah.

  1. Potensi gangguan komunikasi dan navigasi

Pelemahan medan magnet juga dapat mengganggu sinyal komunikasi dan sistem navigasi satelit, seperti GPS, komunikasi radio, serta jaringan militer dan penerbangan. Distorsi magnetik di lapisan ionosfer membuat sinyal menjadi tidak stabil atau menyimpang dari jalur normalnya. Dalam skala besar, gangguan semacam ini dapat menghambat operasional transportasi udara, pelayaran, hingga sistem logistik global yang bergantung pada navigasi satelit.

  1. Dampak terhadap sistem kelistrikan di Bumi

Walau efek langsung terhadap manusia di permukaan relatif kecil, pelemahan medan magnet dapat memperbesar risiko arus listrik induksi di jaringan transmisi. Saat badai geomagnetik terjadi, arus berlebih bisa mengalir ke sistem kelistrikan dan menyebabkan kerusakan transformator atau pemadaman listrik massal di wilayah tertentu.

+
+