

Esri dan Microsoft Wujudkan Kota Cerdas lewat Digital Twin Berbasis Geospasial dan AI
Di tengah meningkatnya ancaman bencana iklim dan kebutuhan mendesak akan tata kelola kota yang lebih adaptif, kolaborasi antara Esri dan Microsoft Azure menghadirkan terobosan baru dalam analisis geospasial berbasis kecerdasan buatan. Melalui integrasi ArcGIS dengan layanan cloud Azure Virtual Machines, keduanya mengembangkan sistem digital twin yang mampu memetakan, menyimulasikan, dan memprediksi dampak perubahan lingkungan dengan tingkat presisi tinggi.
Kolaborasi ini tidak hanya menawarkan kecepatan pemrosesan data luar biasa, tetapi juga membuka cara baru dalam memahami bumi secara real time. Esri, yang selama ini dikenal sebagai pemimpin dalam sistem informasi geografis (geographic information system—GIS), kini memperluas kemampuannya ke ranah komputasi awan dengan bantuan GPU dan teknologi AI dari NVIDIA. Tujuannya sederhana, namun revolusioner, yaitu membantu kota-kota di seluruh dunia mengambil keputusan berbasis data ilmiah untuk menghadapi tantangan perubahan iklim.
Digital Twin Jadi Kunci
Dalam proyek ini, konsep digital twin menjadi kunci utama. Teknologi ini memungkinkan terciptanya replika digital dari lingkungan fisik, mulai dari jalan, gedung, hingga permukaan tanah, dalam format tiga dimensi yang dinamis. Replika tersebut kemudian diperkaya dengan lapisan data geospasial, seperti topografi, cuaca, vegetasi, hingga infrastruktur publik.
Melalui pendekatan ini, perencana kota dapat menyimulasikan berbagai skenario lingkungan, misalnya bagaimana hujan deras memicu banjir di suatu wilayah, atau bagaimana penambahan tanggul bisa mengubah arah aliran air. Semua simulasi dilakukan secara digital sebelum tindakan nyata diambil sehingga kebijakan yang dihasilkan lebih efisien dan berbasis bukti ilmiah.
Salah satu contoh keberhasilan teknologi ini terlihat di Kota Stuttgart, Jerman. Esri menggunakan data sebanyak 22.000 citra udara dengan total empat juta megapiksel untuk memetakan seluruh kota dalam bentuk 3D beresolusi tinggi. Proses yang dulunya memakan waktu hampir lima bulan di komputer lokal, kini dapat diselesaikan hanya dalam waktu sekitar 24 jam berkat komputasi awan berbasis Azure Virtual Machines yang dilengkapi GPU NVIDIA.
Menurut laporan Microsoft, Direktur R&D Esri Stuttgart, Konrad Wenzel, menjelaskan bahwa percepatan ini mengubah cara kerja tim geospasial secara drastis. “Kami dapat memproses data dalam skala kota dengan efisiensi luar biasa, dan hasilnya dapat segera digunakan untuk pengambilan keputusan,” ujarnya.
Selain kecepatan, proyek ini juga membawa kemampuan baru dalam berinteraksi dengan data spasial. Dengan integrasi Azure AI dan model bahasa besar (large language model—LLM), pengguna kini bisa berkomunikasi langsung dengan digital twin.
Misalnya, seorang perencana kota dapat bertanya, “Berapa banyak rumah yang akan terdampak jika curah hujan meningkat 20 persen?” dan sistem akan memberikan jawaban berdasarkan data spasial aktual serta hasil simulasi AI. Fitur ini mengubah cara analisis dilakukan.
Dengan begitu, manfaat digital twin geospasial ini terlihat nyata dalam berbagai skenario. Pemerintah daerah dapat memetakan zona rawan banjir, merencanakan jalur evakuasi, dan memantau kondisi infrastruktur secara berkelanjutan. GeoAI bahkan bisa mendeteksi kerusakan bangunan dari citra udara atau memperkirakan area yang paling rentan terhadap cuaca ekstrem. Dalam jangka panjang, sistem ini membantu kota menjadi lebih tangguh dan efisien dalam menghadapi bencana serta memperkuat kebijakan pembangunan berkelanjutan.
