

Spatial Reasoning Jadi Strategi Baru Tingkatkan Prestasi Matematika Anak
Universitas Glasgow meluncurkan sebuah pusat penelitian baru bernama Turner Kirk Centre for Spatial Reasoning. Yahoo News melaporkan bahwa pusat penelitian ini berfokus pada cara meningkatkan kemampuan anak-anak dalam matematika dan mata pelajaran sains. Pusat ini hadir sebagai respons atas kekhawatiran menurunnya capaian numerasi di kalangan siswa di Skotlandia, sekaligus sebagai terobosan untuk mengurangi kesenjangan dalam akses pendidikan STEM.
Mengapa Spatial Reasoning Penting?
Spatial reasoning, atau kemampuan berpikir spasial, adalah keterampilan untuk membayangkan, memutar, dan memahami hubungan antarobjek di ruang. Contoh sederhana dapat ditemui ketika anak diminta menggambar bangun tiga dimensi dari sudut pandang berbeda, memahami peta, atau memprediksi bentuk baru setelah sebuah objek dipotong.
Penelitian global menunjukkan bahwa kemampuan ini berhubungan erat dengan keberhasilan di bidang matematika, teknologi, dan sains. The Conversation mengungkapkan bahwa makin baik kemampuan berpikir spasial seorang anak, makin tinggi peluang mereka untuk unggul di bidang STEM.
Melalui pusat baru ini, Universitas Glasgow mengembangkan kurikulum matematika yang diperkaya dengan latihan spasial. Anak-anak usia sekolah dasar, khususnya di kelas menengah (sekitar 8–9 tahun), diajak mempraktikkan matematika tidak hanya dengan rumus, tetapi juga melalui visualisasi dan manipulasi bentuk.
Kegiatan ini mencakup latihan menggambar bayangan suatu objek, membangun model tiga dimensi dari pola datar, hingga memahami pola dalam ruang. Guru juga dilatih untuk mengintegrasikan aktivitas-aktivitas tersebut dalam pembelajaran sehari-hari sehingga matematika terasa lebih hidup dan mudah dipahami.
Baca juga: LEGO Terbukti Mampu Tingkatkan Kecerdasan Spasial?
Hasil uji coba awal menunjukkan perubahan signifikan. Siswa yang mengikuti program spatialized maths curriculum tidak hanya mengalami peningkatan dalam keterampilan spasial, tetapi juga dalam prestasi matematika dan bahkan dalam kemampuan berpikir komputasional.
Guru melaporkan bahwa anak-anak lebih aktif, lebih berani mencoba, dan lebih tekun menyelesaikan soal yang sebelumnya terasa sulit. Bahkan, siswa yang biasanya enggan belajar matematika mulai menunjukkan minat baru. Program ini juga dianggap mudah diterapkan karena materi dirancang sesuai dengan kebutuhan kurikulum sekolah dasar.
Inisiatif ini juga diharapkan bisa menjawab persoalan ketidaksetaraan. Selama ini, anak dari latar belakang ekonomi kurang mampu serta anak perempuan cenderung memiliki nilai spatial reasoning yang lebih rendah, yang akhirnya membatasi pilihan mereka di jalur pendidikan STEM. Dengan program ini, semua anak diberi kesempatan yang sama untuk memperkuat keterampilan fundamental sejak dini.
Meski masih dalam tahap awal, Turner Kirk Centre menargetkan ekspansi ke lebih banyak sekolah di Skotlandia. Jika berhasil diterapkan secara luas, pendekatan berbasis spatial reasoning berpotensi menjadi salah satu cara paling efektif untuk meningkatkan literasi matematika sekaligus mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan masa depan yang makin berbasis teknologi.
