

Direktorat Jenderal SPPR Dorong Hilirisasi Informasi Geospasial dengan Pemanfaatan AI
Di era transformasi digital, pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (AI) makin merambah berbagai bidang, termasuk sektor geospasial yang memiliki peran strategis dalam pembangunan. Informasi geospasial yang dulunya hanya sebatas peta dan data statis, kini berkembang menjadi sumber pengetahuan dinamis yang dapat mendukung perencanaan, pengelolaan lahan, hingga mitigasi bencana. Melihat potensi tersebut, Direktorat Jenderal Survei dan Pemetaan Pertanahan dan Ruang (SPPR) Kementerian Agraria dan Tata Ruang Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) mendorong hilirisasi informasi geospasial dengan mengintegrasikan AI sebagai motor penggerak utama.
Dalam sambutannya pada Forum Ilmiah Tahunan Ikatan Surveyor Indonesia (FIT ISI) 2025, Direktur Jenderal SPPR, Virgo Eresta Jaya, menegaskan bahwa pemanfaatan AI menjadi kunci dalam mendorong hilirisasi informasi geospasial di Indonesia. Menurutnya, integrasi AI tidak hanya mempercepat proses pengolahan data, tetapi juga meningkatkan nilai tambah dari informasi geospasial agar dapat dimanfaatkan lintas sektor.
Baca juga: FIT ISI 2025 Dorong Kolaborasi dan Inovasi AI di Bidang Geospasial
Hilirisasi informasi geospasial tematik menjadi salah satu fokus utama. Beberapa produk tematik yang relevan mencakup peta kadaster, nilai tanah, dan penggunaan lahan untuk mendukung perencanaan pembangunan serta kebijakan pertanahan. Selain itu, peta lalu lintas, peta risiko bencana, hingga peta perilaku manusia dapat dikembangkan melalui pemanfaatan big data dan AI. Virgo menyatakan bahwa keberadaan peta tematik yang terintegrasi akan memperkuat basis data geospasial nasional yang lebih adaptif dan dinamis.

AI memungkinkan terciptanya lingkungan data geospasial (geospatial data environment) yang lebih komprehensif, proses pengambilan keputusan yang cepat (rapid decision), serta kemampuan prediktif yang lebih tajam. Dengan algoritma machine learning, data geospasial tidak hanya dibaca sebagai peta statis, tetapi juga dianalisis untuk memprediksi tren, pola penggunaan lahan, hingga potensi risiko di masa depan. Hal ini membuka peluang besar bagi perencanaan kota, mitigasi bencana, maupun pengelolaan sumber daya alam secara lebih efektif.
Transformasi menuju sistem berbasis AI tidak hanya diarahkan pada percepatan pemetaan, tetapi juga pada pengambilan keputusan yang lebih bijak. Konsep sustainable geospatial AI-driven menekankan bahwa keputusan yang dihasilkan bukan sekadar cerdas (smart), melainkan juga bijaksana (wise) dengan mempertimbangkan aspek sosial, lingkungan, dan ekonomi.

Hilirisasi informasi geospasial berbasis AI menawarkan peluang besar. Pertama, pemetaan dan perencanaan dapat dilakukan lebih cepat untuk menjawab kebutuhan real-time. Kedua, efisiensi dan akurasi data meningkat sehingga meminimalkan potensi kesalahan yang dapat berpengaruh pada kebijakan. Ketiga, AI berfungsi sebagai asisten analisis yang menghadirkan rekomendasi objektif berbasis data. Dengan demikian, pemanfaatan AI di sektor geospasial berpotensi menjadi pendorong utama pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
