

Puerto Riko Manfaatkan SIG Tangani Demam Berdarah
Demam berdarah adalah penyakit berbahaya yang ditularkan oleh nyamuk kepada manusia. Penyakit ini lebih sering muncul di wilayah beriklim tropis dan subtropis, dan setiap tahunnya menginfeksi sekitar 400 juta orang, menjadikannya salah satu penyakit yang paling umum ditularkan oleh nyamuk secara global. Pada kasus ringan, gejala yang muncul biasanya berupa demam dan keluhan seperti flu, namun dalam kasus berat, dengue bisa menyebabkan pendarahan serius hingga kematian.
Di Puerto Riko, tercatat lebih dari 6.000 kasus dengue selama tahun 2024, angka ini melampaui catatan historis wilayah tersebut. Hal ini disampaikan oleh Carlos Mellado López, Menteri Kesehatan Puerto Riko. Wabah ini memaksa otoritas kesehatan untuk menyatakan darurat kesehatan masyarakat pada Maret 2024, menyusul negara-negara lain di Amerika Latin seperti Brasil dan Peru yang juga tengah menghadapi wabah serupa.
Sebagai respons, Unit Pengendalian Vektor Puerto Riko (PRVCU) mengembangkan program pelacakan dan pengendalian dengue yang komprehensif. Salah satu langkah utama adalah pemasangan jaringan perangkap nyamuk dalam skala besar yang berjumlah ribuan unit di seluruh penjuru pulau.
Nyamuk-nyamuk yang tertangkap kemudian diuji untuk mendeteksi penanda genetik virus dengue, dan jika hasilnya positif, asal perangkapnya akan ditelusuri. Teknik ini memungkinkan penentuan lokasi dan waktu pasti terjadinya penularan aktif dengue, dan telah terbukti sangat berguna untuk menargetkan intervensi secara tepat dan efisien.
Program pengendalian nyamuk di Puerto Riko terdiri dari tiga langkah utama, yaitu:
- Surveilans
- Autocidal Gravid Ovitraps (AGO)
- Wide-Area Larvicide Spray (WALS)
Sejak 2018, PRVCU telah memasang sekitar 6.000 perangkap dengan dukungan teknologi ArcGIS, yang digunakan untuk mengelola data lokasi secara efektif. Teknologi ini tidak hanya membantu mempercepat pelaporan dan memastikan kepatuhan terhadap regulasi kesehatan masyarakat, tetapi juga menyajikan data spasial yang penting untuk mengevaluasi efektivitas intervensi.
Contohnya, ArcGIS Enterprise menggabungkan informasi spasial ke dalam sistem basis data terpusat seperti SQL Azure, memungkinkan pemantauan dan analisis secara real-time. Ini membantu pejabat kesehatan masyarakat dalam mengambil keputusan berdasarkan data yang akurat dan terkini, sehingga upaya pencegahan dan pengendalian dengue dapat dilakukan dengan lebih tepat sasaran.
sumber : Newsisbussines.com , esri