Default Title
logo spatial highlights
Perusahaan Asal Amerika Manfaatkan GEOINT untuk Merevolusi Sektor Pertanian

Perusahaan Asal Amerika Manfaatkan GEOINT untuk Merevolusi Sektor Pertanian

Dampak perubahan iklim, ancaman krisis pangan, dan tuntutan efisiensi produksi membuat sektor pertanian global berada di persimpangan penting, yang memaksa industri ini untuk beradaptasi atau tertinggal. Teknologi kini tidak lagi menjadi pelengkap, melainkan poros utama dalam menciptakan sistem pangan yang berkelanjutan. Salah satu inovasi paling menonjol datang dari Amerika Serikat melalui Map My Crop, sebuah platform agri-geospatial intelligence berbasis AI yang memanfaatkan kekuatan data spasial untuk mengubah cara bercocok tanam di berbagai belahan dunia.

Dalam langkah berani menuju sistem pangan global yang berkelanjutan dan berbasis data, Map My Crop hadir sebagai pelopor revolusi sektor pertanian. Berkantor pusat di Amerika Serikat dan beroperasi di lebih dari 25 negara di Amerika Utara, Asia Tenggara, Eropa, Amerika Latin, dan Afrika, platform ini memanfaatkan citra satelit beresolusi tinggi, analisis machine learning, serta data cuaca real-time untuk mengubah cara pemantauan, pengelolaan, dan optimalisasi tanaman. Keunggulan ini menempatkannya sebagai salah satu penggerak utama adopsi teknologi geospatial intelligence (GEOINT) dalam pertanian modern.

Menyediakan Data di Setiap Musim Tanam

Map My Crop menyediakan lebih dari 150 poin data yang dapat ditindaklanjuti per lahan setiap harinya, mencakup seluruh tahap siklus hidup tanaman. Fitur-fiturnya meliputi deteksi batas lahan, identifikasi jenis tanaman, prakiraan penyakit, estimasi hasil panen, hingga penilaian keberlanjutan. Dengan data presisi ini, para pemangku kepentingan, mulai dari petani, pelaku agribisnis, pemerintah, perusahaan asuransi, hingga lembaga keuangan, dapat mengambil keputusan yang tepat waktu untuk menekan biaya, meningkatkan hasil, sekaligus mendukung praktik pertanian regeneratif dan kredit karbon.

Hingga kini, lebih dari 6,2 juta petani telah bergabung di platform ini. Map My Crop menawarkan SaaS suite modular dengan lebih dari 11 alat berbasis AI, yang dibangun di atas sistem terpadu yang mengombinasikan data satelit, drone, dan IoT. Fleksibilitasnya memungkinkan adaptasi di berbagai kondisi agronomi dan regulasi, baik untuk pertanian lahan kecil maupun skala industri.

Pengaruh Map My Crop diakui secara global, termasuk terpilih sebagai Featured Startup di World Agritech Innovation Summit di London serta menjadi finalis Grow Asia Innovation Challenge di Filipina. Kolaborasinya dengan Oxford University, Microsoft, dan lembaga pemerintah memperkuat kontribusinya dalam mengatasi tantangan ketahanan pangan, ketahanan iklim, dan pengelolaan lahan berkelanjutan.

Kini, manfaat platform ini dirasakan luas. Petani menggunakannya untuk mengoptimalkan kinerja tanaman, perusahaan benih memantau uji lapangan, sedangkan pemerintah dan LSM memanfaatkannya dalam program pertanian digital dan pelacakan karbon serta pelaporan ESG. Dengan dukungan tim lebih dari 40 profesional di 8 negara, Map My Crop berdiri di garis depan teknologi pertanian cerdas, terukur, dan berkelanjutan di tengah ancaman perubahan iklim dan meningkatnya tekanan terhadap sistem pangan dunia.

+
+