Default Title
logo spatial highlights
Nigeria Optimalkan Produktivitas Sektor Pangan dengan Dukungan Teknologi Geospasial

Nigeria Optimalkan Produktivitas Sektor Pangan dengan Dukungan Teknologi Geospasial

Nigeria kini mengambil langkah strategis untuk memperkuat ketahanan pangan nasional dengan memanfaatkan teknologi geospasial, kecerdasan buatan (AI), serta kecerdasan iklim (climate intelligence) berbasis satelit. Hal ini disampaikan Wakil Presiden Nigeria, Senator Kashim Shettima, dalam pembukaan United Nations Food Systems Summit Stocktake (UNFSS+4) yang digelar di Addis Ababa, Etiopia. Ia menegaskan bahwa revolusi industri keempat memberikan alat baru yang mampu mengubah cara sektor pertanian beroperasi, mulai dari pemantauan produksi hingga pengurangan limbah rantai pasok.

Dengan memanfaatkan geospasial, Nigeria juga telah meluncurkan National Food Systems Transformation Pathway, yang mendorong investasi pada infrastruktur pertanian dan pengembangan kapasitas sumber daya manusia. Salah satu program unggulan adalah Presidential Initiative on Food Security yang menargetkan peningkatan produksi empat komoditas utama, yaitu jagung, padi, singkong, dan gandum.

Baca juga: Mengulik Manfaat Data Spasial untuk Swasembada Pangan

Baca juga: Di Tengah Perang, Iran Kembangkan Peta Lahan Pertanian

Program ini diperkuat dengan pendekatan pertanian cerdas iklim (climate-smart agriculture) dan inklusi keuangan bagi petani kecil, termasuk akses perbankan dan asuransi hasil tani. Data dari Nigerian Agricultural Insurance Corporation (NAIC) menunjukkan peningkatan 45% dalam jumlah petani yang terkover asuransi iklim dalam dua tahun terakhir.

Baca juga: Bagaimana Teknologi Geospasial Membantu Sistem Irigasi Pertanian?

Selain itu, pemerintah Nigeria juga mengembangkan Special Agro-Industrial Processing Zones (SAPZ) bekerja sama dengan African Development Bank (AfDB) dan IFAD. Zona ini tidak hanya menjadi pusat produksi, tetapi juga memfasilitasi transfer teknologi, penciptaan lapangan kerja, dan keterhubungan petani dengan pasar lokal dan global.

Senator Shettima menutup pernyataannya dengan menekankan bahwa krisis pangan global bukan hanya masalah kelangkaan, tetapi juga soal keadilan. Nigeria, katanya, siap memimpin dalam menciptakan sistem pangan yang tahan terhadap guncangan iklim, responsif terhadap kebutuhan gizi, dan sesuai dengan realitas lokal. “Busur sejarah tidak hanya condong pada keadilan, tapi juga keadilan pangan,” ujarnya, dilansir dari The Whistler.

Visi ini sejalan dengan pernyataan Sekretaris Jenderal PBB António Guterres. Sistem pangan masa depan harus adil, inklusif, dan berkelanjutan yang didukung teknologi seperti geospasial sebagai instrumen penting dalam mewujudkannya.

+
+