

Selain Indonesia, Uzbekistan Juga Ajukan Kredit World Bank untuk Perkuat Data Geospasial
World Bank telah menyetujui pemberian kredit lunak sebesar $35 juta untuk mendukung Uzbekistan dalam meningkatkan ketersediaan dan pemanfaatan data geospasial. Sebelumnya, Indonesia juga mendapat suntikan dana sebesar $653 juta dolar untuk program Integrated Land Administration and Spatial Planning Project atau ILASP.
Proyek milik Uzbekistan ini bertujuan untuk mendorong digitalisasi pelayanan publik dan memperkuat pengembangan wilayah. Sebagai bentuk komitmen nasional, Pemerintah Uzbekistan juga akan memberikan pembiayaan bersama sebesar $5,7 juta.
Pengajuan kredit oleh pemerintah Uzbekistan tidak lepas dari permasalahan lahan dan kawasan hunian yang ada di Uzbekistan. Perlu diketahui bahwa lebih dari 50% penduduk di Uzbekistan kini menetap di wilayah perkotaan. Percepatan urbanisasi yang terjadi di negara tersebut telah meningkatkan kebutuhan terhadap lahan, infrastruktur, dan layanan publik di kota-kota besar.
Namun, pertumbuhan ini belum diimbangi oleh tersedianya data geospasial yang rinci mengenai penggunaan lahan dan infrastruktur. Kekosongan data ini membatasi kemampuan pemerintah untuk merencanakan dan mengelola pengembangan wilayah secara efektif, serta mengurangi peluang bagi masyarakat dan dunia usaha.
Sektor swasta pun terdampak akibat minimnya akses terhadap data geospasial yang andal terkait lahan, transportasi, serta konektivitas air dan energi. Ketidaktersediaan data terkini dan akurat ini menciptakan ketidakpastian, menghambat penilaian risiko investasi, dan menyulitkan pencarian lokasi usaha yang potensial. Hal ini berujung pada menurunnya kepercayaan investor serta terbatasnya partisipasi sektor swasta dalam pembangunan ekonomi nasional.
Untuk menjawab tantangan tersebut, pada 2021 Uzbekistan menetapkan dasar hukum bagi National Spatial Data Infrastructure (NSDI) atau Infrastruktur Data Spasial Nasional. Sistem ini dirancang untuk mendukung perencanaan berbasis data dan pembangunan wilayah berkelanjutan melalui mekanisme yang transparan dan efisien dalam pengumpulan, penyimpanan, pengelolaan, dan pertukaran data geospasial.
Rincian Proyek
Proyek ini akan dijalankan oleh Badan Kadaster di bawah Kementerian Ekonomi dan Keuangan Uzbekistan selama periode 2025–2030, dengan dua komponen utama sebagai berikut.
1. Penguatan NSDI
Komponen pertama ini berfokus untuk memperkuat NSDI sebagai bagian dari sistem pemerintahan digital di Uzbekistan. Perkuatan tersebut melingkupi perancangan arsitektur digital nasional, pembangunan tiga pusat data baru, standardisasi berbagai jenis data geospasial, dan pengembangan geoportal nasional. Tujuan utamanya adalah meningkatkan transparansi data geospasial dan membangun kepercayaan publik serta sektor swasta dengan menyediakan satu sumber informasi yang akurat dan dapat diandalkan.
2. Penguatan Infrastruktur Geospasial di Daerah
Proyek ini juga akan meningkatkan kemampuan pemetaan dan survei di tingkat regional dan kota, melalui modernisasi peralatan dan perangkat lunak pemetaan nasional, pemasangan 80 stasiun CORS (Continuously Operating Reference System) untuk data GPS yang lebih presisi, modernisasi sistem informasi pertanahan nasional (UzKAD), dan pembuatan pendaftaran alamat nasional.
Proyek ini juga akan menguji coba teknologi pemetaan canggih di Samarkand, termasuk pembentukan kadaster utilitas untuk pemetaan infrastruktur dan pembangunan model kota tiga dimensi. Teknologi ini akan membantu pemerintah kota dalam mengelola pertumbuhan perkotaan dan merespons risiko bencana iklim.
Sumber: AnewZ, World Bank