

Planet Labs Pimpin Sektor Geospatial Intelligence Berkat AI dan Lonjakan Backlog
Pada 2025, Planet Labs tampil menonjol dalam sektor intelijen geospasial. Perusahaan ini berhasil memanfaatkan kombinasi pertumbuhan pesanan atau backlog, solusi berbasis kecerdasan buatan (AI), serta keberhasilan memenangkan kontrak strategis pertahanan. Ketiga faktor tersebut mendorong Planet Labs menuju peluang revaluasi yang signifikan di pasar global.
Backlog perusahaan melonjak 140% dalam setahun hingga mencapai US$527 juta, di mana 70% berasal dari kontrak multi-tahun dengan sektor pertahanan dan pemerintahan. Angka ini menegaskan bahwa Planet Labs kini bukan lagi sekadar penyedia data satelit, melainkan telah bertransformasi menjadi pemain infrastruktur penting dalam lanskap keamanan global.
Keunggulan Teknologi dan Cakupan Global
Peningkatan backlog tersebut tidak hanya cerminan permintaan pasar, melainkan sebagai bukti nilai unik yang ditawarkan Planet Labs. Konstelasi satelitnya, yang terdiri atas lebih dari 180 satelit aktif, mampu menyediakan citra harian global dengan resolusi 3 meter. Kemampuan itu menjadi sebuah kemampuan yang belum tertandingi dalam hal skala maupun frekuensi.
Kemampuan pemantauan berkelanjutan ini dipadukan dengan analisis berbasis AI sehingga Planet Labs menjadi mitra yang sangat krusial bagi lembaga pertahanan dalam menyediakan kesadaran situasional secara real-time. Keunggulan kompetitif Planet Labs terletak pada algoritma AI miliknya yang mampu mengubah data mentah satelit menjadi data intelijen yang dapat langsung ditindaklanjuti.
Setiap harinya, sistem Planet Labs memproses set data raksasa yang mencakup 150 juta km² daratan dan 20 juta km² lautan, memungkinkan deteksi atas “unknown unknowns”. Istilah itu merujuk pada anomali dan ancaman yang sering kali luput dari metode pengintaian konvensional.
Aplikasi Teknologi
Teknologi ini bukan sekadar bersifat defensif, melainkan juga prediktif. Contohnya, Aircraft Detection Analytic Feed dan satelit Pelican-2 hiperspektral terbukti sangat berguna dalam memantau infrastruktur militer. Pada 2025, model AI Planet Labs mampu mengidentifikasi tanda-tanda awal pembangunan di fasilitas nuklir Natanz di Iran, serta melacak memburuknya kondisi di Bandara Internasional Kabul. Hal ini memungkinkan pemerintah mengantisipasi potensi ancaman jauh sebelum situasi berkembang menjadi krisis, bukan sekadar bereaksi setelah ancaman terjadi.
Planet Labs juga memperkuat posisinya melalui kemitraan strategis dengan perusahaan AI terkemuka, seperti Anthropic dan Google. Integrasi Large Language Models (LLM) dengan data satelit memungkinkan siapa pun untuk menafsirkan data kompleks menjadi data intelijen praktis. Inovasi ini tidak hanya memperluas pasar, tetapi juga memberi Planet Labs peluang besar dalam merebut pangsa dari pasar intelijen pertahanan global yang bernilai lebih dari US$100 miliar. Langkah ini menegaskan bahwa Planet Labs tengah memimpin arah baru intelijen geospasial di era digital.
