Default Title
logo spatial highlights
Perbatasan yang Tumpang Tindih Jadi Salah Satu Pemicu Konflik Thailand-Kamboja

Perbatasan yang Tumpang Tindih Jadi Salah Satu Pemicu Konflik Thailand-Kamboja

Konflik antara Thailand dan Kamboja merupakan sengketa yang telah berlangsung lama, berakar dari penetapan wilayah pasca-pendudukan Prancis atas Kamboja lebih dari satu abad lalu. Perselisihan ini kembali memanas seiring ketegangan yang meningkat sejak 2008, saat Kamboja berupaya mendaftarkan sebuah kuil bersejarah dari abad ke-11 sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO. Langkah tersebut langsung memicu reaksi keras dari Thailand, karena kuil itu berada di wilayah yang hingga kini status kedaulatannya masih diperselisihkan.

Salah satu titik konflik yang paling sensitif adalah kawasan Segitiga Zamrud, sebuah wilayah strategis di pertemuan perbatasan Thailand, Kamboja, dan Laos. Daerah ini memiliki nilai historis dan simbolis yang tinggi bagi kedua negara, termasuk keberadaan kuil-kuil kuno yang menjadi sumber kebanggaan nasional. Meskipun berbagai upaya mediasi telah dilakukan, bentrokan bersenjata terus terjadi, dan Thailand bahkan telah menutup seluruh jalur perbatasan dengan Kamboja.

Image 1

Ketegangan kembali memuncak pada Mei 2025 setelah ledakan ranjau darat menewaskan seorang tentara Kamboja. Insiden ini menyebabkan hubungan diplomatik antara kedua negara merosot tajam. Tidak hanya berhenti pada konflik militer, ketegangan juga meluas ke sektor ekonomi. Pemerintah Kamboja memberlakukan larangan impor atas buah-buahan, sayuran, serta menghentikan akses layanan listrik dan internet dari Thailand. Sebagai respons, Thailand meningkatkan kehadiran militer di sepanjang perbatasan.

Teranyar, baku tembak kembali pecah di perbatasan kedua negara pada Kamis, 24 Juli 2025, memperparah situasi yang telah menegang selama beberapa bulan terakhir akibat serangkaian insiden berdarah. Dalam serangan balasan yang dilancarkan oleh militer Thailand, sedikitnya sembilan warga sipil Thailand dilaporkan tewas, sementara 14 lainnya mengalami luka-luka di tiga provinsi berbeda. Serangan tersebut mencakup penggunaan serangan udara yang memperburuk dampak konflik bagi penduduk sipil.

Sedikitnya enam titik di sepanjang perbatasan menjadi lokasi bentrokan, termasuk kawasan sekitar kuil kuno Ta Muen Thom yang terletak di perbatasan Provinsi Surin (Thailand) dan Oddar Meanchey (Kamboja), serta sejumlah desa di provinsi Sisaket dan Buri Ram. Laporan dari lapangan menggambarkan situasi yang kacau, dengan dentuman artileri dan ledakan yang mengguncang permukiman warga. Suara tembakan memicu kepanikan massal, membuat banyak warga berlarian mencari tempat perlindungan demi menyelamatkan diri dari konflik yang terus berlanjut.

Sumber: Beritasatu.com, Metro TV

+
+