Default Title
logo spatial highlights
Pemanfaatan Teknologi Spasial Canggih dalam Pembaruan Apple Maps di Singapura

Pemanfaatan Teknologi Spasial Canggih dalam Pembaruan Apple Maps di Singapura

Apple Maps kini menghadirkan pembaruan Detailed City Experience di Singapura, yang menampilkan penerapan teknologi spasial secara canggih untuk menciptakan visualisasi peta tiga dimensi (3D) yang realistis dan interaktif. Singapura menjadi kota dan negara pertama di Asia yang menerima pembaruan ini.

Dengan pembaruan ini, pengguna dapat melakukan zoom untuk melihat peta Singapura dalam detail tinggi. Tampilan tersebut mencakup landmark 3D khusus yang dirancang secara kustom, seperti Hotel Fullerton, Lau Pa Sat, patung Merlion, hingga toko Apple di Marina Bay Sands yang mengapung. Model-model 3D ini dirancang agar mudah dikenali oleh warga lokal dan sangat membantu wisatawan. Menariknya, landmark tersebut juga mendukung mode gelap, yang akan otomatis menyala saat ponsel beralih ke Dark Mode.

Selain itu, peta ini menampilkan jalan raya dan jalur lalu lintas secara lebih rinci, mulai dari jalur kendaraan, marka panah di jalan, jalur bus, hingga zebra cross. Visualisasi juga menjadi lebih realistis berkat penambahan elemen pohon yang membuat peta terlihat lebih hidup.

Apple menambahkan elemen pohon virtual dan vegetasi lainnya ke dalam peta 3D sehingga memberikan tekstur spasial alami yang meningkatkan kedalaman visual. Penambahan ini tidak hanya mempercantik tampilan, tetapi juga mencerminkan persebaran spasial elemen hijau secara lebih realistis.

Tak sekadar navigasi, Apple Maps versi terbaru ini juga menyajikan panduan lokasi berupa konten yang dikurasi secara tematik. Panduan ini berguna untuk mereka yang sedang mencari restoran baru, tempat wisata, atau bahkan lokasi populer untuk berkencan.

Bagi pengemudi, tersedia fitur “windshield view” yang memberikan tampilan dari sudut pandang jalan, yang memudahkan identifikasi pintu keluar jalan tol secara langsung. Fitur ini juga memudahkan pengemudi dalam mengenali pintu keluar, belokan, dan struktur jalan lainnya secara intuitif, yang menyerupai tampilan sistem navigasi berbasis real-time spatial rendering.

Sementara itu, untuk pejalan kaki, hadir pula pengalaman baru berbasis augmented reality (AR) yang membantu pengguna menavigasi rute secara imersif dan intuitif. Saat pengguna berjalan, kamera perangkat akan menampilkan arah dan penunjuk navigasi yang ditumpangkan langsung ke lingkungan nyata melalui layar. Hal ini dilakukan dengan pemrosesan spasial secara simultan (simultaneous localization and mapping— SLAM), yang memadukan sensor kamera, data lokasi GPS, dan giroskop untuk menciptakan pengalaman navigasi berbasis ruang yang akurat.

Untuk mulai menikmati tampilan baru ini, pengguna cukup mengusap layar dengan dua jari ke atas untuk mengubah tampilan 2D menjadi 3D. Setelah itu, pengguna bisa menggeser dan menjelajahi berbagai model landmark 3D Singapura yang telah dirancang dengan tampilan baru yang mengesankan.

+
+