Jepang Siap Kucurkan Dana Rp70,56 Miliar untuk Perkuat Infrastruktur Geospasial di Laos
Kemajuan pembangunan di era digital tak lagi bisa dilepaskan dari peran teknologi geospasial. Dari pengelolaan lahan, mitigasi bencana, hingga perencanaan infrastruktur, semua bergantung pada ketersediaan data spasial yang akurat dan mudah diakses. Dalam konteks ini, Jepang kembali menunjukkan komitmennya dalam memperkuat kerja sama pembangunan di kawasan Asia Tenggara dengan memberikan dukungan besar kepada Laos untuk memperbarui dan memodernisasi sistem geospasialnya.
Pemerintah Jepang resmi mengucurkan dana hibah senilai 649 juta yen atau sekitar Rp70,56 miliar (US$4,3 juta) kepada Laos untuk memperbarui peta topografi yang sudah usang serta membangun sistem data geospasial daring nasional. Dilansir dari The Star, penandatanganan Exchange of Notes on the Economic and Social Development Programme (Geospatial Data Platform) dilakukan pada 22 Oktober di Kementerian Luar Negeri Laos, Vientiane.
Dana hibah ini akan digunakan untuk memperbarui peta yang dibuat antara tahun 1950-an hingga 2000-an. Sebagian besar peta tersebut masih berupa dokumen kertas hasil pemindaian yang tidak kompatibel dengan sistem informasi geografis (GIS) modern.
Melalui program ini, Jepang akan membantu Laos menghasilkan peta ketahanan bencana terbaru dengan memanfaatkan data satelit pengamatan Bumi Daichi dan teknologi pemetaan presisi tinggi dari sistem satelit Michibiki atau Quasi-Zenith Satellite System (QZSS). Teknologi tersebut memungkinkan analisis risiko bencana, seperti tanah longsor dan banjir dengan akurasi tinggi. Selain itu, Jepang juga akan membantu memperbarui peta topografi dan peta bahaya tanah longsor berskala 1:50.000, serta mengembangkan peta bahaya di wilayah-wilayah rawan menggunakan teknologi change detection untuk memantau perubahan morfologi lahan dan zona rentan terhadap bencana.
Bantuan ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat infrastruktur geospasial nasional Laos, yang berperan penting dalam tata kelola lahan, perencanaan infrastruktur, dan mitigasi bencana. Modernisasi data spasial diharapkan dapat meningkatkan efisiensi pembangunan serta mendukung pencapaian National Socio-Economic Development Plans Laos yang menekankan pertumbuhan inklusif dan berkelanjutan.
Inisiatif ini juga menjadi simbol penguatan hubungan diplomatik Jepang dan Laos yang telah berlangsung selama tujuh dekade. Pemerintah Laos menyatakan komitmennya untuk memanfaatkan bantuan ini secara bertanggung jawab demi kesejahteraan rakyat, sementara Jepang menegaskan kembali niatnya untuk memperdalam kemitraan strategis melalui kerja sama teknologi geospasial sebagai fondasi bagi pembangunan berorientasi data di Asia Tenggara. Dukungan Jepang bagi Laos menegaskan peran penting teknologi geospasial sebagai instrumen pembangunan modern, menghubungkan peta, data, dan kebijakan demi masa depan yang lebih tangguh dan berkelanjutan.
