Default Title
logo spatial highlights
Bagaimana Teknologi Geospasial Mengubah Jalannya Perang Ukraina-Rusia?

Bagaimana Teknologi Geospasial Mengubah Jalannya Perang Ukraina-Rusia?

Terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat pada 20 Januari 2025 menandai babak baru dalam konflik berkepanjangan antara Ukraina dan Rusia. Kebijakan luar negeri Trump yang lebih mengarah pada isolasionisme langsung berdampak pada dinamika perang, terutama dalam hal dukungan teknologi dan intelijen yang sebelumnya menjadi kunci kekuatan militer Ukraina.

Dari Dukungan Penuh ke Penghentian Bantuan Intelijen

Sejak Rusia melancarkan invasi besar-besaran ke Ukraina pada 24 Februari 2022, yang dipicu oleh serangan Ukraina terhadap fasilitas perbatasan milik Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB), ketegangan dan ketakutan masyarakat dunia meluas akan potensi meluaskan konflik ini menjadi Perang Dunia III.

Selama hampir tiga tahun, dukungan dari Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Joe Biden memainkan peran penting dalam mempertahankan pertahanan Ukraina. Namun, ketika Donald Trump resmi menjabat dan mengadakan pertemuan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada 28 Februari 2025, hubungan kedua negara berada di babak baru.

Pertemuan yang berujung ricuh tersebut membuat Trump menuduh Zelensky tidak tahu berterima kasih dan menolak opsi damai yang dianggap dapat mencegah eskalasi menuju Perang Dunia III.

Tak lama setelah pertemuan itu, pada 9 Maret 2025, AS melalui Badan Intelijen Geospasial Nasional (NGA) menghentikan penyediaan citra satelit kepada Ukraina, sebuah langkah strategis yang langsung melumpuhkan sebagian besar sistem tempur modern Ukraina.

Dampak Nyata dari Penghentian Teknologi Geospasial

Langkah ini tidak hanya sebatas pemutusan akses terhadap citra satelit. Laporan dari The Washington Post dan ABC News menyebutkan bahwa NGA juga menghentikan dukungan terhadap citra satelit komersial yang sebelumnya dibeli oleh pemerintah AS untuk kepentingan Ukraina. Maxar Technologies, penyedia utama citra satelit, mengonfirmasi lewat media Breaking Defense bahwa akses Ukraina terhadap program Global Enhanced GEOINT Delivery dibekukan.

Dampaknya terasa langsung di lapangan. Unit artileri dan drone Ukraina, yang sangat bergantung pada presisi data geospasial untuk melakukan identifikasi dan penyerangan target, kini kehilangan keunggulan strategisnya. Selain itu, AS juga menghentikan penyediaan data untuk peluncuran Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS), yang merupakan salah satu senjata utama Ukraina dalam serangan jarak jauh terhadap posisi tentara Rusia.

Perubahan Arah Pasca Hilangnya Teknologi Geospasial

Dengan adanya kebijakan dari Donald Trump tersebut, menunjukan bahwa Ukraina tidak memiliki kapabilitas militer mandiri tanpa sokongan intelijen dan teknologi dari Barat. Dimana penghentian bantuan tersebut, menjadi langkah potensial menuju perdamaian, karena akan mengurangi ketergantungan Ukraina pada kekuatan luar.

Hal ini membuktikan bahwa keberadaan teknologi geospasial terbukti menjadi tulang punggung dari operasi militer Ukraina. Tanpa dukungan citra satelit dan data posisi musuh secara real-time, sistem senjata seperti HIMARS kehilangan efektivitasnya. Bahkan pengintaian dan penyerangan menggunakan drone menjadi jauh lebih berisiko dan tidak akurat.

Meskipun penghentian bantuan geospasial dari AS terlihat sebagai pukulan bagi Ukraina, beberapa analis menilai ini bisa menjadi awal dari deeskalasi. Tanpa teknologi yang memungkinkan serangan presisi, intensitas konflik dapat menurun, membuka ruang lebih besar untuk negosiasi dan resolusi damai.

Namun, ada pula kekhawatiran bahwa hal ini justru memberi keuntungan militer sepihak kepada Rusia, yang bisa memanfaatkan momentum untuk memperluas pengaruhnya di wilayah Ukraina timur.

Geospasial Begitu Penting di Perang Modern

Perang Ukraina-Rusia menjadi contoh nyata bagaimana peperangan di abad ke-21 tidak lagi hanya ditentukan oleh jumlah pasukan atau kekuatan senjata konvensional, tetapi juga oleh penguasaan teknologi, khususnya teknologi geospasial.

Perang Ukraina-Rusia menjadi contoh nyata bagaimana peperangan di abad ke-21 tidak lagi hanya ditentukan oleh jumlah pasukan atau kekuatan senjata konvensional, tetapi juga oleh penguasaan teknologi, khususnya teknologi geospasial.

Perang Ukraina-Rusia menjadi contoh nyata bagaimana peperangan di abad ke-21 tidak lagi hanya ditentukan oleh jumlah pasukan atau kekuatan senjata konvensional, tetapi juga oleh penguasaan teknologi, khususnya teknologi geospasial.

+
+