

Teknologi GPS Bantu Polisi Inggris Tekan Lonjakan Pencurian Toko
Dalam upaya menekan angka kejahatan ritel yang kian meningkat, Kepolisian Sussex menjadi kepolisian pertama di Inggris yang menerapkan penanda GPS pada para pelaku pencurian toko berulang. Program percontohan ini merupakan bagian dari Operasi STOP (Shop Theft Offender Project), sebuah inisiatif inovatif yang dirancang untuk menekan angka kejahatan dan residivisme.
Melalui program ini, pelaku pencurian berulang akan dipasangi gelang kaki pintar buatan Buddi yang secara real-time memantau pergerakan mereka. Alat tersebut dirancang agar tidak mencolok, tetapi mampu mengirimkan peringatan otomatis jika pengguna melanggar batas area, mencoba melepas perangkat, atau memasuki zona terlarang.
Kepala Kepolisian Distrik, Chief Superintendent Katy Woolford, menjelaskan bahwa proyek ini bertujuan melindungi pelaku usaha dan masyarakat dari dampak pencurian berulang yang signifikan. “Pencurian di toko memiliki dampak besar bagi bisnis dan komunitas luas. Dengan sistem pemantauan ini, kami dapat mengambil langkah proaktif, memastikan pelaku bertanggung jawab, sekaligus memberi rasa aman bagi korban dan pelaku usaha,” ujarnya dalam keterangan di situs resmi Kepolisian Sussex.
Penerapan perangkat ini diatur melalui Criminal Behaviour Orders (CBOs) serta kerja sama dengan layanan pembebasan bersyarat. Dalam beberapa kasus, pelaku juga dilarang mendekati toko atau kawasan tertentu melalui sistem “zona eksklusi” yang terprogram dalam alat pemantau. Jika pelaku melanggar aturan atau mencoba melepas perangkat, sistem akan segera mengirimkan notifikasi ke polisi. Sejauh ini, dua pelaku telah dipasangi perangkat tersebut.
Victoria Hale (50) dari Eastbourne, divonis atas 12 kasus pencurian dan diperintahkan untuk mengenakan gelang Buddi selama 12 bulan. Ia juga dilarang mendekati toko Co-Op di Albert Road dalam radius 30 meter.
Sementara Barry Farthing (41) dari Hastings, mengakui 46 tindak pencurian di wilayah East Sussex antara Agustus hingga September, dan memiliki 76 dakwaan serupa sebelumnya. Ia dijatuhi hukuman delapan bulan penjara dan wajib mengenakan penanda GPS selama 12 bulan setelah bebas. Farthing juga dilarang memasuki toko Co-Op dan Tesco di seluruh East Sussex serta mendekati Co-Op di Parkstone Parade, Hastings, dalam jarak 40 meter.
Kepolisian menyebut teknologi ini penting untuk mengumpulkan bukti pelanggaran, sekaligus membantu mereka memantau individu yang paling merugikan pelaku usaha. Program ini juga menjadi bagian dari strategi nasional untuk menekan lonjakan pencurian toko di seluruh Inggris.
Menurut laporan Sussex News, para pendukung inisiatif menilai sistem pelacakan GPS dapat menjadi alat pencegah efektif serta membantu polisi mengidentifikasi pelaku dengan cepat sehingga mengurangi waktu penyelidikan terhadap kasus berulang. Kalangan bisnis berharap langkah ini dapat membuat pusat kota lebih aman dan menekan kerugian ekonomi akibat pencurian.
Namun, sejumlah pihak menyoroti isu privasi, proporsionalitas, dan efektivitas jangka panjang. Kelompok pemerhati kebebasan sipil meminta transparansi terkait cara pengumpulan, penyimpanan, dan penggunaan data, sementara beberapa pihak mempertanyakan aspek biaya, keandalan teknis, serta potensi pelaku memindahkan aktivitasnya ke area lain.
Meski demikian, Kepolisian Sussex menilai program ini merupakan langkah penting menuju sistem penegakan hukum yang lebih cerdas dan bertanggung jawab. “Inisiatif ini adalah tentang inovasi, akuntabilitas, dan dukungan bagi komunitas,” ujar Woolford. “Dengan menggabungkan teknologi dan kemitraan lokal yang kuat, kami dapat mencegah kejahatan sekaligus melindungi masyarakat dan pelaku usaha di Sussex.”
