Default Title
logo spatial highlights
SMART BASIC, Inovasi Digital Spasial Sukabumi untuk Musrenbang Tepat Sasaran

SMART BASIC, Inovasi Digital Spasial Sukabumi untuk Musrenbang Tepat Sasaran

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Sukabumi meluncurkan sebuah inovasi digital bernama SMART BASIC (Sistem Musrenbang Artificial Berbasis Spasial Kolaboratif). Platform ini memadukan kecerdasan buatan dengan peta spasial untuk meningkatkan akurasi data dalam perencanaan pembangunan.

Kepala Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan Bappeda Kota Sukabumi, Frendy Yuwono, menjelaskan bahwa sistem ini hadir untuk menjawab persoalan klasik Musrenbang yang kerap terkendala data tidak akurat. “SMART BASIC memungkinkan pelibatan multi-stakeholder dalam proses input data secara kolaboratif, dengan basis spasial yang presisi,” ujarnya, Kamis, 11 September 2025 dikutip dari radarsukabumi.com.

Menurut Frendy, akurasi data menjadi kunci agar pembangunan tidak salah sasaran. Selama ini, banyak program di tingkat kelurahan hingga kota sering tidak sesuai kebutuhan riil masyarakat karena lemahnya basis data lapangan. “Dengan teknologi pemetaan digital, setiap usulan pembangunan dapat diverifikasi secara spasial sehingga lebih objektif dan sesuai karakteristik wilayah,” tambahnya.

Tidak hanya meningkatkan akurasi, SMART BASIC juga dirancang untuk mendorong transparansi dan partisipasi publik. Melalui sistem ini, masyarakat, kelurahan, hingga perangkat daerah dapat terlibat langsung dalam penginputan data. “Sistem ini mendukung pemerataan pembangunan karena berbasis pada data riil, bukan asumsi,” jelas Frendy.

Pemerintah Kota Sukabumi optimistis, kehadiran SMART BASIC akan membuat perencanaan pembangunan makin tepat sasaran dan menjawab kebutuhan masyarakat secara nyata. “Kami ingin pembangunan tidak lagi sekadar formalitas musyawarah tahunan, tapi benar-benar berbasis kebutuhan,” pungkas Frendy.

Fitur SMART BASIC

SMART BASIC hadir dengan beragam fitur yang dirancang khusus untuk menjawab tantangan perencanaan pembangunan daerah. Salah satu fitur utamanya adalah integrasi AI. Teknologi ini memungkinkan proses analisis data usulan pembangunan berjalan lebih cepat dan efisien, sekaligus meningkatkan ketepatan hasil perencanaan. Dengan begitu, setiap usulan tidak hanya dicatat, tetapi juga diproses melalui sistem cerdas yang mampu mengidentifikasi pola kebutuhan di masyarakat.

Fitur lain yang menjadi kekuatan SMART BASIC adalah basis peta spasial digital. Semua usulan pembangunan ditempatkan secara geografis di atas peta sehingga pemerintah dapat melihat dengan jelas keterkaitan antarwilayah. Cara ini membantu memverifikasi apakah program pembangunan sesuai dengan kondisi lapangan, seperti kepadatan penduduk, ketersediaan infrastruktur, maupun karakteristik lingkungan.

SMART BASIC juga mengusung mekanisme penginputan data kolaboratif. Tidak hanya perangkat daerah, tetapi juga masyarakat dan kelurahan dapat berpartisipasi langsung dalam mengisi data. Model kolaborasi ini membuka ruang partisipasi publik yang lebih luas, sekaligus memperkaya basis data dengan masukan dari berbagai pihak.

Selain itu, terdapat verifikasi spasial otomatis, di mana sistem akan memeriksa keakuratan usulan berdasarkan lokasi dan kondisi wilayah. Proses ini membuat perencanaan lebih objektif dan mengurangi risiko salah sasaran karena setiap program benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan nyata di lapangan.

Untuk memastikan semua pihak dapat memanfaatkan platform ini, SMART BASIC dilengkapi dengan sosialisasi dan pelatihan teknis terintegrasi. Perangkat daerah, kelurahan, dan stakeholder terkait mendapatkan bimbingan mulai dari cara menggunakan platform hingga mekanisme penginputan data spasial secara digital. Hal ini membuat sistem lebih mudah diakses dan dioperasikan oleh siapa saja yang terlibat dalam Musrenbang.

+
+