

Meta Siapkan Antarmuka Spasial Baru untuk Era VR
Meta terus memacu langkahnya dalam persaingan teknologi realitas virtual (VR) dan mixed reality (MR). Perusahaan induk Facebook itu tengah mengembangkan spatial user interface (UI), atau UI spasial, sebuah antarmuka generasi baru yang dirancang agar pengalaman menggunakan headset VR terasa lebih alami, imersif, dan selaras dengan ruang tiga dimensi di sekitar pengguna.
Kabar ini muncul setelah Chief Technology Officer Meta, Andrew Bosworth, menyinggung tampilan awal UI tersebut dalam gelaran tahunan Connect. Sekilas, desainnya mengingatkan pada antarmuka Apple Vision Pro, dengan panel-panel yang melayang di ruang virtual dan elemen interaktif yang bisa diatur sesuai kebutuhan pengguna.

Tidak sekadar perubahan visual, UI spasial Meta ditopang oleh Spatial SDK, sebagaimana disebutkan dalam keterangan di Meta Horizon. Spatial SDK adalah paket pengembangan perangkat lunak yang memungkinkan aplikasi seluler bertransformasi ke dalam Horizon OS. Dengan dukungan ini, pengembang dapat menghadirkan aplikasi dalam dua mode: sebagai panel dua dimensi yang mengambang atau beralih ke pengalaman imersif penuh di dunia 3D.
Salah satu fitur penting yang ditekankan adalah mode passthrough, di mana pengguna tetap bisa melihat lingkungan fisik di sekitar mereka, sementara konten digital ditumpangkan di atasnya. Kombinasi dunia nyata dan virtual ini diharapkan mampu mengurangi rasa disorientasi serta membuka peluang baru bagi aplikasi produktivitas, hiburan, maupun kolaborasi.

Untuk mempermudah kerja pengembang, Meta turut menyiapkan serangkaian alat bantu, seperti plugin Android Studio, sistem komponen siap pakai, hingga templat desain UI spasial. Interaksi pun dikembangkan lebih jauh, mulai dari penggunaan tangan, gerakan jari (pinch), hingga kontrol dengan pengendali, sehingga pengalaman pengguna bisa lebih fleksibel dan intuitif.
Meski detail jadwal peluncuran UI spasial ini belum diumumkan, arah pengembangannya jelas, Meta ingin menjadikan VR dan MR sebagai ruang kerja dan ruang sosial yang terasa senyata mungkin. Dengan kata lain, bukan hanya layar datar yang ditempelkan ke wajah, melainkan juga sebuah lingkungan digital yang menyatu dengan ruang fisik.
Langkah ini sekaligus memperlihatkan respons Meta terhadap persaingan ketat dengan Apple dan sejumlah pemain lain di ranah extended reality (XR). Vision Pro sudah lebih dulu menawarkan pendekatan spasial, dan Meta tampak tak ingin ketinggalan dalam mempopulerkan cara baru manusia berinteraksi dengan teknologi.
Baca juga: Apple Hadirkan Pengalaman Spasial Interaktif Lewat visionOS 26
