

Maxar dan Saab Berkolaborasi untuk Kembangkan Drone Otonom
Di tengah meningkatnya kompleksitas medan tempur modern dan ancaman gangguan elektronik, seperti GPS jamming, dua raksasa teknologi pertahanan—Maxar Intelligence dari Amerika Serikat dan Saab dari Swedia—menjalin kolaborasi strategis yang menjanjikan lompatan besar dalam pengembangan sistem drone otonom dan solusi pertahanan berbasis geospasial. Kolaborasi ini bukan sekadar aliansi bisnis, melainkan langkah taktis untuk membangun kedaulatan teknologi pertahanan Eropa melalui inovasi C5ISR (command, control, communications, computers, cyber, intelligence, surveillance, and reconnaissance) berbasis luar angkasa dan kecerdasan geospasial tingkat tinggi.
Salah satu produk unggulan dari Maxar yang menjadi pusat perhatian dalam kolaborasi ini adalah perangkat lunak bernama Raptor. Raptor memungkinkan drone otonom untuk menavigasi dan mengekstrak koordinat permukaan bumi dengan akurasi tinggi tanpa bergantung pada sinyal GPS. Teknologi ini menggunakan data 3D global dari Maxar dan kamera bawaan drone untuk mencocokkan citra visual dengan model medan, memungkinkan navigasi yang presisi bahkan di lingkungan dengan gangguan GPS.
Dalam pengujian bersama Saab di berbagai negara, Raptor berhasil menunjukkan kemampuan untuk mengekstrak koordinat tanah dengan akurasi kurang dari dua meter, membuktikan keandalannya dalam kondisi dunia nyata. Dengan integrasi Raptor, drone dapat beroperasi secara efektif tanpa bergantung pada GPS sehingga meningkatkan ketahanan operasional di lingkungan yang penuh gangguan elektronik. Hal ini memberikan keunggulan taktis yang signifikan bagi pasukan di medan pertempuran.
Kolaborasi antara Maxar dan Saab tidak terbatas pada navigasi drone. Dengan akses ke citra satelit resolusi tinggi dan data medan 3D dari Maxar, Saab dapat mengembangkan solusi C5ISR yang lebih canggih.
Solusi canggih tersebut mencakup kemampuan untuk mengintegrasikan berbagai sumber data secara real-time, yang akan memberikan informasi dan opsi lebih banyak dalam pengambilan keputusan di medan pertempuran. Dengan menggabungkan keahlian dalam geospatial intelligence dan sistem pertahanan, kolaborasi ini berpotensi merevolusi operasi militer di masa mendatang.
Sumber: Inside Unmanned Systems