Default Title
logo spatial highlights
Google Integrasikan Data Langsung Maps ke Gemini, Langkah Baru Menuju AI yang Sadar Lokasi

Google Integrasikan Data Langsung Maps ke Gemini, Langkah Baru Menuju AI yang Sadar Lokasi

Google baru saja melangkah lebih jauh dalam menggabungkan kecerdasan buatan dengan dunia nyata. Melalui pembaruan besar yang diumumkan pada Oktober 2025, perusahaan ini kini memungkinkan para pengembang untuk menambahkan data langsung dari Google Maps ke dalam aplikasi AI yang digerakkan oleh Gemini. Langkah ini dianggap sebagai terobosan penting karena membuka peluang bagi aplikasi berbasis AI untuk tidak hanya menjawab pertanyaan pengguna secara umum, tetapi juga memberikan informasi yang benar-benar relevan dengan lokasi dan kondisi terkini.

Fitur baru ini disebut “Grounding with Google Maps”, dan tersedia pada sejumlah model Gemini, temasuk Gemini 2.5 Pro hingga versi Flash Lite. Dengan fitur ini, pengembang dapat membuat aplikasi yang mampu memanfaatkan data peta secara real-time, termasuk informasi tempat, ulasan, jam buka, hingga foto lokasi. Misalnya, pengguna bisa bertanya, “Restoran mana yang masih buka di sekitar saya sekarang?”, dan aplikasi akan menampilkan jawaban yang langsung bersumber dari data aktual Google Maps.

Secara teknis, integrasi ini diaktifkan melalui pemanggilan API Gemini dengan menambahkan alat khusus bernama “googleMaps”. Pengembang juga dapat mengaktifkan widget interaktif sehingga hasil yang ditampilkan bukan sekadar teks, melainkan juga peta mini lengkap dengan tautan, ulasan, dan gambar dari lokasi tersebut. Bila koordinat pengguna diketahui, sistem akan memberikan hasil yang lebih akurat dan kontekstual.

Google menyebutkan bahwa integrasi ini mencakup akses ke lebih dari 250 juta lokasi bisnis dan tempat di seluruh dunia, suatu jumlah yang memberikan keunggulan besar dibandingkan platform lain. Fitur ini juga dapat dikombinasikan dengan “Grounding with Google Search” sehingga aplikasi bisa menggabungkan informasi geospasial dengan hasil pencarian web. Contohnya, menampilkan daftar restoran yang sedang viral di suatu kota, lengkap dengan jam buka dan rute menuju lokasi.

Kemampuan baru ini membuka berbagai peluang penggunaan. Dalam bidang pariwisata, misalnya, aplikasi bisa merancang rencana perjalanan lengkap berdasarkan lokasi pengguna, waktu kunjungan, dan preferensi pribadi. Dalam sektor properti, integrasi ini memungkinkan aplikasi menampilkan rumah yang dijual bersamaan dengan informasi lingkungan sekitar, seperti sekolah, taman, atau fasilitas umum terdekat. Bahkan untuk bisnis logistik dan pengantaran, fitur ini bisa membantu menentukan rute tercepat atau lokasi yang paling efisien untuk layanan pelanggan.

Namun, inovasi ini juga datang dengan sejumlah catatan. Google membanderol harga sekitar US$25 untuk setiap 1.000 permintaan grounding, yang bisa menjadi biaya cukup besar bagi pengembang dengan volume permintaan tinggi. Selain itu, fitur ini tidak tersedia di beberapa negara, seperti Tiongkok, Iran, Korea Utara, dan Kuba, serta tidak boleh digunakan untuk kebutuhan darurat. Artikel VentureBeat juga mencatat bahwa data lalu lintas kendaraan secara langsung belum termasuk dalam integrasi ini.

Untuk menjaga transparansi, Google menganjurkan agar pengembang selalu menampilkan tautan ke sumber Google Maps dalam hasil keluaran aplikasi, serta menggunakan fitur grounding hanya ketika konteksnya benar-benar terkait dengan lokasi. Perusahaan juga menyediakan Google AI Studio sebagai wadah uji coba fitur ini, lengkap dengan demo dan opsi kustomisasi suara atau gaya keluaran.

Dari sisi strategis, langkah ini mempertegas keunggulan Google dalam kompetisi AI generatif. Berbeda dengan pesaing, seperti OpenAI atau Anthropic, Google memiliki akses langsung ke basis data peta terbesar di dunia, yang kini bisa digabungkan secara langsung dengan kemampuan bahasa alami milik Gemini. Hasilnya, aplikasi yang dibangun di atas ekosistem ini bisa menjadi jauh lebih cerdas, kontekstual, dan sadar lokasi.

Singkatnya, integrasi Google Maps ke Gemini menandai era baru AI yang “tertanam” di dunia nyata. Dengan kemampuan membaca konteks geografis dan memanfaatkan data waktu nyata, aplikasi AI kini dapat memberikan jawaban yang tepat secara spasial.

+
+