

Esri Luncurkan ArcGis yang Mendukung Autodesk Forma
Percepatan digital dan tekanan perubahan iklim menuntut pendekatan baru dalam perencanaan ruang yang lebih cerdas, kontekstual, dan berkelanjutan. Kebutuhan akan integrasi antara data spasial dan alat desain tidak lagi sebatas nilai tambah, namun telah menjadi fondasi utama dalam pengambilan keputusan di sektor arsitektur, teknik, konstruksi, dan operasi (architecture, engineering, construction, and operations—AECO). Peluncuran ArcGIS for Autodesk Forma oleh Esri menjadi jawaban atas tantangan tersebut. Esri menghadirkan solusi yang menyatukan kekuatan pemetaan digital dengan proses desain konseptual berbasis cloud.
Peluncuran ini menandai tonggak penting dalam kemitraan strategis antara Esri dan Autodesk. Dengan menggabungkan kekuatan data geospasial milik Esri dan lingkungan desain berbasis cloud milik Autodesk, langkah ini secara eksplisit menjawab kebutuhan mendesak industri AECO terkait pemahaman spasial yang presisi sejak tahap awal perencanaan.
Integrasi ini memungkinkan para profesional AECO mengakses basemaps, data lingkungan, hingga layer dari ArcGIS Living Atlas of the World langsung dalam antarmuka Autodesk Forma. Perancang dapat menilai kondisi tapak, zonasi, dan dampak ekologis tanpa harus berpindah platform. Arsitek, insinyur, dan perencana kota dapat mengakses data spasial yang real-time untuk mendukung pengambilan keputusan berbasis konteks.
Di samping itu, tampilan UI dari ArcGIS for Autodesk Forma dirancang agar mudah diakses oleh pengguna non-GIS. Tanpa pelatihan teknis mendalam, pengguna dapat mengevaluasi karakteristik lahan, menghitung dampak lingkungan awal, dan menyelaraskan desain baik dengan elemen alami maupun buatan. Pendekatan ini mencerminkan tren democratization of spatial data, yang memperluas akses data spasial ke industri kreatif, akademisi, dan sektor publik.
Pendekatan Baru dalam Perencanaan Berbasis Lokasi
ArcGIS untuk Autodesk Forma bukan sekadar fitur tambahan dalam desain digital, melainkan juga simbol transformasi cara berpikir dalam perencanaan ruang. Integrasi ini mencerminkan pergeseran dari pendekatan visual intuitif ke arah desain berbasis data, di mana setiap keputusan dirancang dengan mempertimbangkan kondisi spasial yang nyata dan terukur. Kombinasi ini memungkinkan para profesional AECO untuk bekerja dalam satu ekosistem yang menyatukan pemetaan geospasial, pemodelan konseptual, dan analisis lingkungan sejak tahap paling awal perencanaan.
Ekosistem desain yang terbentuk dari integrasi ini menghadirkan ruang kolaboratif lintas disiplin yang lebih efisien dan responsif. Arsitek, perencana kota, dan pengembang dapat mengakses data spasial, seperti topografi, zonasi, risiko bencana, dan infrastruktur yang sudah ada, langsung dalam lingkungan desain mereka tanpa perlu berpindah platform. Proses ini tidak hanya mempercepat iterasi, tetapi juga memperkuat akurasi desain dalam menjawab tantangan urbanisasi, keberlanjutan, dan adaptasi perubahan iklim.
Kolaborasi antara Esri dan Autodesk menghadirkan bahasa bersama berbasis geospasial yang menghubungkan aktor-aktor penting dalam pembangunan ruang. Keputusan desain kini dapat divalidasi melalui analisis spasial yang objektif, bukan lagi hanya berdasarkan intuisi. Inilah arah baru desain digital, membangun ruang yang tidak hanya efisien dan estetis, tetapi juga kontekstual, tangguh, dan selaras dengan sistem sosial-lingkungan yang lebih luas.
Sumber: Geo Week News
