Angkatan Udara Amerika Manfaatkan AI untuk Kembangkan Pemetaan Geospasial 3D
Dalam era dominasi data dan percepatan transformasi digital, teknologi geospasial kini menjadi salah satu kunci utama dalam strategi pertahanan global. Angkatan Udara Amerika Serikat (U.S. Air Force) menjadi salah satu pihak yang secara agresif memanfaatkan potensi kecerdasan buatan (AI) untuk memperkuat kapabilitas analisis ruang tiga dimensi (3D).
Melalui proyek Geospatial Intelligence Processing and Exploitation (GeoPEX), lembaga ini berupaya menghadirkan sistem yang mampu membaca, menafsirkan, dan memvisualisasikan kondisi geografis secara lebih akurat. Dengan menggunakan sistem ini, perencanaan dan pengambilan keputusan militer dapat dilakukan secara cepat dan akurat.
Dilansir dari Military & Aerospace Electronics, proyek GeoPEX berada di bawah koordinasi Air Force Research Laboratory Information Directorate di Rome, New York, dan dirancang sebagai inisiatif jangka panjang yang berfokus pada pengembangan teknologi pendukung analisis geospasial. Melalui pendekatan berbasis AI, GeoPEX berupaya menciptakan sistem yang tidak hanya mengumpulkan data, tetapi juga mampu menghasilkan intelijen geospasial (GEOINT) yang relevan dan kontekstual. Teknologi ini ditujukan untuk menyusun produk intelijen yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan misi spesifik, memungkinkan komandan lapangan untuk membuat keputusan yang cepat dan presisi dalam berbagai situasi taktis.
Ruang lingkup data yang dianalisis dalam proyek ini sangat luas. GEOINT mencakup seluruh aspek citra dan data geospasial yang diambil dari berbagai sumber sensor, mulai dari spektrum ultraviolet hingga gelombang mikro. Informasi tersebut juga dapat berasal dari media sosial yang memiliki referensi lokasi, data spektral, spasial, temporal, radiometrik, hingga data berbasis tanda elektromagnetik.
Melalui pendekatan sensor fusion, berbagai elemen data ini diintegrasikan menjadi model geospasial 3D yang kaya dan dinamis sehingga mampu memberikan gambaran menyeluruh tentang kondisi geografis di medan operasi. Langkah ini menegaskan bahwa Angkatan Udara Amerika tidak hanya memanfaatkan teknologi untuk kepentingan pengintaian, tetapi juga untuk menciptakan ekosistem analisis geospasial cerdas yang adaptif terhadap perubahan situasi.
Secara geospasial, penggunaan AI pada pemetaan 3D memperkuat kemampuan militer dalam memahami dimensi ruang dan waktu secara simultan. Hasil akhirnya adalah peta digital yang bukan sekadar alat navigasi, melainkan sistem intelijen dinamis yang mampu belajar dari data dan memprediksi kemungkinan situasi strategis di masa depan.
