Default Title
logo spatial highlights
Pemetaan Spasial Jadi Kunci Antisipasi Kemarau oleh PAM Tirta Karajae Parepare

Pemetaan Spasial Jadi Kunci Antisipasi Kemarau oleh PAM Tirta Karajae Parepare

Dalam menghadapi tantangan musim kemarau yang makin tidak menentu, PAM Tirta Karajae Parepare mengedepankan pendekatan berbasis spasial sebagai bagian utama dari strategi mitigasi dan adaptasi. Langkah ini bertujuan untuk menjaga kesinambungan pasokan air bersih bagi seluruh warga Parepare, terutama ketika curah hujan mulai menurun dan potensi krisis air meningkat.

Salah satu upaya utama yang dilakukan adalah pemetaan wilayah rawan terdampak penurunan debit air. Tim teknis dan perencanaan telah mengidentifikasi zona-zona distribusi yang paling sering mengalami gangguan pada musim kemarau sebelumnya. Data historis, citra spasial, dan pemantauan lapangan digunakan untuk membuat peta kerentanan yang kini menjadi acuan utama dalam pengaturan sistem distribusi air.

Wahid, Manajer Teknik dan Perencanaan PAM Tirta Karajae Parepare, menegaskan bahwa peta tersebut tidak hanya menunjukkan lokasi yang rentan, tetapi juga memperkirakan pola penurunan tekanan air dan volume distribusi pada skenario ekstrem. Dengan peta itu, pihaknya bisa melakukan penyesuaian tekanan dan alokasi air secara real time sehingga aliran tetap merata, bahkan ke wilayah pinggiran yang sering kekurangan suplai.

Meski sebagian wilayah Sulawesi Selatan mulai mengalami penurunan curah hujan sejak Mei, sumber air baku di Kota Parepare, terutama Sungai Karajae dan sumur dalam di titik strategis, masih berada dalam kondisi aman. Debit air dari Sungai Karajae yang mampu mencapai 80 liter per detik pada musim kemarau menjadi kekuatan utama yang membuat kota ini relatif tahan terhadap fluktuasi cuaca jangka pendek.

Pemetaan juga digunakan untuk menentukan lokasi optimal penempatan sumur dalam tambahan dan stasiun pemantau air. Titik-titik tersebut dipilih berdasarkan analisis spasial yang mempertimbangkan topografi, kepadatan penduduk, dan histori gangguan pasokan. Informasi ini kemudian diintegrasikan ke dalam sistem pengambilan keputusan distribusi yang bersifat dinamis.

Sebagai bagian dari sistem kesiapsiagaan, PAM Tirta Karajae turut menyiapkan armada tangki air bersih sebagai solusi darurat jika wilayah tertentu mengalami kekeringan lokal. Pengiriman tangki pun dipandu oleh peta distribusi dan permintaan pelanggan yang dipantau secara berkala. Wahid juga menambahkan bahwa distribusi air melalui tangki diprioritaskan untuk zona merah yang telah dipetakan sebelumnya agar respons lebih cepat dan terarah.

Sumber: Baca Pesan, Berita Kota Makassar

+
+