

Dimas Dwi Bawa Nama Prodi Kartografi dan Penginderaan Jauh UGM di Ajang Clash of Champions Season 2
Ada yang menarik dalam gelaran Clash of Champions Season 2, sebuah ajang adu kecerdasan yang diselenggarakan oleh platform edukasi digital Ruangguru. Di antara para peserta unggulan dari berbagai kampus top Indonesia, muncul nama Dimas Dwi Rachmat Susilo, mahasiswa Program Studi Kartografi dan Penginderaan Jauh, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada (UGM).
Kehadiran Dimas dalam ajang ini menjadi sorotan, bukan hanya karena membawa nama besar UGM, melainkan juga karena ia mewakili cabang ilmu yang selama ini jarang muncul di permukaan, yaitu ilmu geospasial. Dimas diumumkan sebagai peserta resmi Clash of Champions Season 2 Batch 3 dan akan bersaing dengan enam peserta lainnya yang mayoritas berasal dari jurusan-jurusan sains, sosial, dan kesehatan di kampus-kampus unggulan, seperti UI, ITB, IPB, dan UNAIR.
Mahasiswa angkatan 2023 ini dikenal luas di kalangan akademik berkat prestasi-prestasinya yang mentereng, khususnya di bidang geografi. Ia merupakan peraih medali emas pada ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN) Geografi tahun 2022 yang diselenggarakan oleh Kemendikbudristek, serta menjadi Absolute Winner dan peraih medali emas pada Kompetisi Sains Ruangguru (KSR) 2022 di bidang yang sama.
Tidak berhenti di tingkat nasional, Dimas juga mengharumkan nama Indonesia sebagai peraih medali perak di ajang bergengsi International Geography Olympiad (iGeo) 2023, yang digelar di Bandung dan diikuti oleh lebih dari 45 negara. Atas capaian ini, ia juga tercatat sebagai penerima Beasiswa Indonesia Maju (BIM), program strategis dari pemerintah untuk mencetak calon pemimpin masa depan dari kalangan pelajar berprestasi. Di tengah kesibukan akademiknya, Dimas berhasil mempertahankan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sebesar 3,76.
Hal yang membuat keikutsertaan Dimas semakin menarik adalah latar belakang keilmuannya di bidang kartografi dan penginderaan jauh. Bidang ini merupakan sebuah cabang ilmu geospasial yang memegang peranan strategis dalam pembangunan nasional.
Ajang Clash of Champions sendiri akan tayang perdana pada 29 Juni 2025 dan diperkirakan akan kembali menjadi sorotan publik setelah musim pertamanya ditonton lebih dari 10 juta kali. Selain menjadi ajang unjuk kepintaran, program ini juga menjadi panggung untuk memperkenalkan bidang studi yang selama ini kurang populer, tetapi krusial, seperti halnya kartografi dan penginderaan jauh. Keikutsertaan Dimas diharapkan dapat membuka mata publik, terutama generasi muda, akan pentingnya ilmu geospasial dalam mendukung kebijakan tata ruang, mitigasi bencana, dan pengelolaan sumber daya secara berkelanjutan.
