

Melacak Temperatur Ekstrem dengan Pemetaan Gelombang Panas dari Luar Angkasa
Gelombang panas tak hanya membuat hari terasa lebih terik, tetapi juga membawa risiko kematian, kerusakan infrastruktur, dan beban ekonomi yang besar. Kini, dengan bantuan satelit dan model cuaca canggih, para peneliti dapat memetakan dan memahami gelombang panas langsung dari orbit Bumi.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), suhu ekstrem telah menyebabkan hampir 500 ribu kematian setiap tahun di seluruh dunia. Dalam beberapa tahun terakhir, intensitas dan frekuensi gelombang panas meningkat drastis, dipicu oleh perubahan iklim global yang makin tidak terkendali.
Perubahan iklim terbukti berperan besar dalam memperparah gelombang panas. Data dari Pusat Penerbangan Antariksa Goddard milik NASA menunjukkan bahwa sejak 1980 hingga 2023, jumlah gelombang panas di Amerika Utara meningkat dua kali lipat, dari rata-rata dua kali per bulan menjadi empat kali. Kenaikan ini tidak hanya terjadi di wilayah tertentu, tetapi juga meluas ke berbagai belahan dunia, seperti Asia Selatan, Timur Tengah, dan Afrika, yang kini menghadapi suhu ekstrem hampir setiap musim panas.
Untuk memahami dan memantau gelombang panas dengan lebih akurat, para ilmuwan memanfaatkan teknologi pemetaan dari luar angkasa. Salah satu alat canggih yang digunakan adalah model GEOS (Goddard Earth Observing System) milik NASA. Model ini menggabungkan data dari satelit, stasiun cuaca, dan sensor permukaan bumi lainnya, lalu menjalankan simulasi atmosfer berdasarkan data tersebut.
Bagaimana NASA Memanfaatkan GEOS?
GEOS mampu memprediksi suhu udara pada ketinggian sekitar dua meter dari permukaan tanah, ketinggian yang mewakili suhu yang langsung dirasakan manusia. Dengan resolusi spasial yang tinggi, model ini dapat memetakan suhu hingga ke tingkat wilayah kota, bahkan lingkungan tertentu, yang sangat penting untuk mengetahui daerah paling terdampak oleh gelombang panas.
Penerapan teknologi ini terlihat jelas dalam peristiwa gelombang panas ekstrem yang terjadi di wilayah barat daya Amerika Serikat pada Juni 2024. Pada tanggal 6 hingga 7 Juni, kota-kota seperti Las Vegas, Phoenix, dan Death Valley mencatatkan suhu yang memecahkan rekor sebelumnya. Las Vegas mencapai 111°F (sekitar 44°C), Phoenix 112°F, dan Death Valley mencatat 122°F (sekitar 50°C).
Berdasarkan data dari model GEOS, NASA memetakan wilayah tersebut dan menemukan bahwa sebagian besar daerah mengalami suhu di atas 90°F, sedangkan daerah yang relatif lebih sejuk hanya wilayah pesisir. Peta panas ini menjadi bukti konkret bagaimana teknologi satelit dapat membantu mengidentifikasi wilayah-wilayah yang berisiko tinggi.
Fenomena ini tak hanya terjadi di wilayah barat daya Amerika Serikat. Pada 19 Juni 2024, bagian timur Amerika Serikat juga dihantam gelombang panas serupa. Suhu di kota Boston tercatat 98°F, begitu pula di Hartford, Connecticut, yang mencapai 97°F. Penyebab utamanya adalah fenomena atmosfer yang disebut "heat dome", yaitu lapisan tekanan tinggi yang memerangkap panas di permukaan bumi.
Visualisasi kondisi ekstrem ini melalui model GEOS menunjukkan betapa luasnya cakupan suhu tinggi di wilayah tersebut. Bahkan, pada pertengahan Juli, Phoenix mengalami lima hari berturut-turut dengan suhu di atas 115°F, mendekati atau bahkan memecahkan rekor historis.
Saatnya Memanfaatkan Mata dari Langit
Gelombang panas bukan lagi sekadar anomali cuaca musiman. Ia telah berkembang menjadi ancaman sistemik yang menyentuh berbagai lapisan kehidupan, dari kesehatan masyarakat, ketahanan pangan, hingga stabilitas ekonomi.
Fenomena ini memperlihatkan bagaimana perubahan iklim bekerja secara perlahan, tetapi pasti, memaksa manusia untuk berpikir ulang tentang cara hidup di planet yang suhunya terus meningkat. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan lintas disiplin yang menyatukan ilmu pengetahuan, teknologi canggih, dan kebijakan publik yang adaptif agar kita bisa bertahan dalam lanskap iklim yang berubah drastis ini.
Teknologi seperti GEOS yang dikembangkan NASA memberikan informasi krusial yang tak bisa diperoleh dari pengamatan darat semata. Dengan resolusi tinggi dan cakupan global, GEOS membantu ilmuwan dan pengambil kebijakan memahami pola gelombang panas, memprediksi area terdampak, dan menyusun strategi mitigasi berbasis data. Tanpa teknologi pemantauan ini, dunia akan berjalan dalam kegelapan, menghadapi krisis iklim yang makin nyata tanpa arah dan alat untuk bertahan.
Sumber: NASA Earth Observatory 1, Geographyrealm.com, NASA Earth Observatory 2
