

Lewat Kebijakan “Policy to Economic Prosperity”, India Berhasil Kembangkan Ekosistem Geospasial
Di tengah era digital saat ini, ketika data menjadi fondasi utama dalam pengambilan keputusan, India mengambil langkah strategis dan transformatif untuk membangun ekosistem geospasial nasional. Negara berpenduduk lebih dari 1,4 miliar jiwa ini tak lagi bergantung pada peta konvensional dan data spasial yang tersebar, tetapi memusatkan perhatian pada pembangunan Geospatial Knowledge Infrastructure (GKI). Inisiatif ini menempatkan informasi berbasis lokasi sebagai salah satu kekuatan utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, menjaga ketahanan pangan, serta meningkatkan efisiensi pengelolaan sumber daya alam dan tata ruang.
Visi ambisius ini disampaikan oleh Srikant Sastri, Ketua Geospatial Data Promotion & Development Committee Pemerintah India, dalam Geospatial World Forum 2025. Ia menekankan bahwa sistem geospasial India yang selama ini bersifat terfragmentasi dan usang kini tengah direformasi melalui program besar bernama National Geospatial Mission (NGM).
Misi ini menyatukan kebijakan publik, teknologi mutakhir, kolaborasi sektor swasta, dan keterlibatan masyarakat umum dalam satu ekosistem data spasial yang saling terhubung. GKI dirancang untuk menyediakan peta berkualitas tinggi, metadata, dan layanan lokasi yang bisa diakses luas dan digunakan untuk pengambilan kebijakan berbasis data (evidence-based policy).
Maju dengan Saling Bersinergi dan Berintegritas
Salah satu proyek percontohan yang menunjukkan keberhasilan pendekatan ini berlangsung di distrik Varanasi, sekitar 820 km dari New Delhi. Program ini menargetkan para petani gandum selama musim tanam Desember 2024 hingga April 2025.
Dengan melibatkan berbagai institusi, seperti Survei India, Pusat Penginderaan Jauh Nasional, dan Biro Survei Tanah Nasional, serta bekerja sama dengan startup lokal, para petani memperoleh masukan tentang ilmu pertanian yang disesuaikan berdasarkan data geospasial melalui berbagai saluran, seperti telepon, IVR, aplikasi, dan WhatsApp. Hasilnya, lebih dari 26.000 petani mengalami peningkatan hasil panen lebih dari 15 persen. Hal ini membuktikan bahwa pendekatan berbasis data bukan hanya meningkatkan efisiensi, melainkan juga memberikan manfaat langsung pada masyarakat akar rumput.
Untuk mendukung semua transformasi ini, India membangun sejumlah fondasi penting, di antaranya National Geospatial Mission yang mencakup elemen Geodetic Reference Frame, Orthorectified Imagery (ORI), Digital Elevation Model (DEM), dan Geo-ICT Infrastructure sebagai pilar utama. Infrastruktur ini tidak hanya meningkatkan akurasi pemetaan dan efisiensi pengelolaan data, tetapi juga memungkinkan integrasi dengan teknologi mutakhir, seperti AI, machine learning, dan Internet of Things (IoT).
Hal yang membuat pendekatan India istimewa adalah sistem platform data terbuka yang disebut National Geospatial Data Registry & Unified Geospatial Interface. Platform ini memungkinkan berbagai pihak, mulai dari pemerintah hingga pelaku bisnis dan masyarakat umum, untuk mengakses, membagikan, dan memanfaatkan data serta alat geospasial secara efisien dan aman.
Sistem ini dilengkapi dengan regulasi yang menetapkan standar pertukaran data secara terbuka, mulai dari harga hingga kebijakan partisipasi. Hal ini memungkinkan kolaborasi lintas sektor bisa berjalan lancar dan berdampak besar.
Pendekatan berbasis warga (citizen-centric) dan kolaborasi publik-swasta menjadi inti dari keberhasilan India. Pemerintah tidak berjalan sendiri, tetapi membangun kemitraan dengan pelaku teknologi, inovator lokal, serta komunitas pengguna untuk memastikan bahwa manfaat geospasial terasa nyata dan merata di seluruh sektor. Model ini bukan hanya sukses secara teknis, melainkan juga secara sosial dan ekonomi.
Saatnya Belajar dari Bollywood
Dengan melihat keberhasilan India dalam membangun ekosistem geospasial nasional, Indonesia seharusnya mulai menempuh jalan serupa. Kondisi geografis yang luas, keanekaragaman sumber daya alam, serta tantangan pembangunan yang kompleks menjadikan pemanfaatan data spasial yang terintegrasi menjadi kebutuhan mendesak. Indonesia dapat mencontoh langkah India dalam menyatukan kebijakan nasional, membangun platform yang dapat diakses semua pihak, dan memperkuat kolaborasi antara sektor publik dan swasta.
Penggunaan data geospasial di Indonesia sejauh ini masih cenderung sektoral dan belum terintegrasi lintas kementerian ataupun pemerintah daerah. Padahal, dengan data lokasi yang akurat dan dapat diakses oleh semua pihak, pengambilan keputusan, baik di bidang pertanian, perencanaan wilayah, mitigasi bencana, maupun infrastruktur, dapat lebih tepat sasaran dan efisien.
India telah membuktikan bahwa kebijakan yang berpijak pada data dapat menjadi kunci untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Dengan komitmen politik yang kuat dan dukungan teknologi dalam negeri, Indonesia pun bisa membangun masa depan yang cerdas dan tangguh berbasis data geospasial. Sudah waktunya Indonesia bergerak dari data yang terfragmentasi menuju ekosistem geospasial nasional yang terintegrasi.
Sumber: Geospatial World, Srikant Sastri Presentasi PowerPoint
