Default Title
logo spatial highlights
India Manfaatkan Teknologi Geospasial untuk Urai Ketegangan Geopolitik di Timur Laut

India Manfaatkan Teknologi Geospasial untuk Urai Ketegangan Geopolitik di Timur Laut

Rencana perluasan Kaladan Multi-modal Transit Transport Project (KMMTTP) menyoroti bagaimana India membentuk kembali arsitektur konektivitas regionalnya sebagai bagian dari strategi untuk menegaskan peran geopolitiknya. Rencana ini sekaligus mengurangi ketergantungan yang dapat melemahkan kepentingan strategis nasional.

Ketegangan antara India dan Bangladesh makin meningkat setelah pernyataan kontroversial dari Md Younis, Penasihat Utama Pemerintahan Sementara Bangladesh, mengenai status terkurung daratan kawasan timur laut India. Kekhawatiran menjadi makin dalam menyusul laporan keterlibatan Tiongkok dalam pengembangan kembali pangkalan udara Lalmonirhat di Bangladesh. Pangkalan udara tersebut hanya berjarak 15 kilometer dari perbatasan India dan dekat dengan Siliguri Corridor, jalur sempit yang vital dalam menghubungkan India daratan dengan wilayah timur lautnya.

India merespons dengan pendekatan yang berhati-hati, tetapi tegas. Dengan membatasi akses Bangladesh ke jalur darat India, Dhaka dipaksa bergantung pada rute laut yang lebih lambat dan mahal. Hal ini menjadi sebuah isyarat strategis bahwa menantang kepentingan regional New Delhi memiliki konsekuensi ekonomi langsung.

Pembangunan jalan raya empat lajur Shillong–Silchar yang akan dilanjutkan hingga Zorinpui, Mizoram, menjadi bukti pergeseran strategis yang lebih dalam. Proyek ini memperkuat peran KMMTTP sebagai jalur konektivitas alternatif menuju timur laut India yang sepenuhnya melewati wilayah Bangladesh. Dengan memanfaatkan pelabuhan dan jalur darat di Myanmar, India mengurangi risiko ketergantungan geopolitik sambil memperluas pengaruhnya di kawasan Teluk Benggala.

Peran Teknologi Geospasial

Dalam konteks ini, teknologi geospasial yang selama ini kurang dimanfaatkan memiliki potensi strategis yang besar. Dari perencanaan infrastruktur hingga pemantauan real-time melalui citra satelit, serta integrasi berbagai lapisan data spasial, seperti topografi, hidrologi, dan penggunaan lahan, teknologi ini dapat menghasilkan peta risiko bencana dan membantu pengambilan keputusan di wilayah yang sulit dijangkau secara fisik.

KMMTTP mencakup rute dari pelabuhan Kolkata ke Sittwe di Myanmar, kemudian melalui sungai Kaladan ke daratan dan akhirnya masuk kembali ke India melalui Mizoram. Jalur ini melewati kawasan pegunungan dan lembah-lembah terpencil di negara bagian Rakhine dan Chin, Myanmar, wilayah yang secara geografis mirip dengan India timur laut. Di sinilah, teknologi pemantauan berbasis geospasial menjadi krusial dalam mengatasi keterbatasan pengawasan lapangan.

Di tengah meningkatnya ketegangan antara India dan Tiongkok, proyek-proyek seperti ini menjadi medan strategis yang lebih dari sekadar konektivitas. Dugaan keterlibatan Tiongkok dalam pengembangan pangkalan angkatan laut BNS Sheikh Hasina, serta kehadiran kapal perang Tiongkok di pelabuhan Chittagong, memperkuat narasi ancaman regional bagi India. Sementara itu, pelabuhan Kyaukphyu yang didanai Tiongkok membentuk lanskap persaingan langsung yang menuntut pengawasan strategis berkelanjutan dengan teknologi geospasial.

Sumber: Moneycontrol, DD NEWS

+
+