

Bagaimana Tarif Impor Trump Pengaruhi Pasar Geospasial
Penerapan tarif impor Amerika Serikat terhadap barang-barang buatan Tiongkok di masa pemerintahan Trump telah memberikan dampak signifikan terhadap pasar layanan berbasis lokasi (Location-Based Services/LBS). Meskipun kebijakan ini ditujukan untuk melindungi industri dalam negeri, kenyataannya justru menimbulkan tantangan baru bagi perusahaan-perusahaan yang bergantung pada teknologi geospasial.
Berbagai sektor seperti logistik, ritel, dan pengembangan kota pintar kini menghadapi peningkatan biaya, gangguan rantai pasokan, serta dilema strategis dalam mempertahankan sistem intelijen lokasi yang efisien. Tarif impor terhadap komponen penting seperti modul GPS, sensor IoT, dan perangkat jaringan buatan Tiongkok telah menyebabkan lonjakan biaya infrastruktur LBS. Perusahaan yang mengelola sistem pelacakan lokasi berskala besar mengalami pembengkakan anggaran, memaksa mereka memilih antara memangkas skala proyek atau menanggung biaya tambahan..
Dampak finansial ini telah memaksa sejumlah organisasi untuk menunda inisiatif smart city dan proyek optimasi logistik. Selain itu, gangguan terhadap rantai pasok komponen penting menyebabkan terjadinya bottleneck dalam proses pengadaan. Banyak bisnis mengalami waktu tunggu yang lebih lama untuk mendapatkan perangkat yang dibutuhkan, sehingga berdampak pada kemampuan mereka untuk memelihara dan meningkatkan sistem pelacakan lokasi. Hal ini menjadi tantangan khususnya bagi perusahaan manajemen armada dan penyedia layanan logistik yang sangat mengandalkan data lokasi waktu nyata untuk operasional mereka.
Sebagai respons atas kenaikan biaya perangkat keras, pasar LBS mengalami percepatan dalam adopsi solusi berbasis perangkat lunak. Banyak perusahaan kini beralih ke analitik geospasial berbasis cloud dan algoritma pemetaan berbasis kecerdasan buatan (AI) yang mengurangi ketergantungan pada perangkat fisik. Pergeseran ini juga mendorong inovasi dalam sistem pelacakan lokasi dalam ruangan berbasis WiFi dan Bluetooth sebagai alternatif dari solusi tradisional yang bergantung pada GPS.
Hambat Kenaikan Pasar
Padahal, menurut Polaris Market Research, pangsa pasar teknologi geospasial sedang dalam tren yang bagus sebelum berlakunya tarif impor Trump. Sejak tahun lalu, meningkatnya ketersediaan citra resolusi tinggi, aliran data geospasial real-time, dan data lokasi tak terstruktur telah menciptakan kebutuhan akan solusi analitik canggih yang mampu mengolah serta menafsirkan kumpulan data kompleks.
Sebagai contoh, pada tahun 2024, Niantic mengumumkan pengembangan Large Geospatial Model (LGM), sebuah model geospasial berskala besar yang memanfaatkan kecerdasan buatan untuk menganalisis pemindaian lokasi yang dihasilkan pengguna guna meningkatkan pemetaan 3D dan interaksi di dunia nyata. Ditambah lagi sekarang dengan adanya AI Geospatial yang emungkinkan proses pengenalan pola secara otomatis, pemodelan prediktif, hingga pemetaan secara real-time. Kemampuan ini memungkinkan berbagai industri untuk menggali wawasan berharga dari data spasial yang sangat besar dan kompleks.
Seiring dengan meningkatnya kebutuhan organisasi untuk meningkatkan efisiensi operasional dan perencanaan strategis, kemampuan dalam memanfaatkan, menganalisis, dan memvisualisasikan data spasial berskala besar menjadi semakin penting. Namun, dengan adanya tarif impor Trump yang memengaruhi sektor teknologi geospasial, industri harus memutar otak agar bisnis tetap bisa berjalan.
