Default Title
logo spatial highlights
UNP Kembangkan Data Monografi Desa dengan Teknologi Geospasial

UNP Kembangkan Data Monografi Desa dengan Teknologi Geospasial

Di tengah tuntutan pembangunan yang makin kompleks, desa tidak lagi bisa mengandalkan catatan manual sebagai dasar perencanaan. Data yang tercecer, lambat diperbarui, dan rawan kesalahan sering kali membuat kebijakan desa berjalan tanpa pijakan yang kokoh. Dalam kondisi ini, teknologi geospasial hadir sebagai solusi, bukan sekadar alat pemetaan, melainkan juga medium baru yang mampu menyalakan lompatan digital di tingkat akar rumput.

Kesadaran akan pentingnya data yang akurat itulah yang mendorong Universitas Negeri Padang (UNP) melalui Program Multidisiplin Kemitraan Masyarakat (PMKM) menghadirkan inisiatif pengembangan monografi desa berbasis teknologi geospasial di Nagari Pauh Kambar, Kabupaten Padang Pariaman, sebagaimana dilaporkan ANTARA. Program ini menjadi jawaban atas kelemahan metode manual yang selama ini rawan keterlambatan dan ketidakakuratan. Dengan mengintegrasikan sistem GIS, GPS, dan basis data terkomputerisasi, monografi desa dapat diperbarui secara real-time, mudah diakses, serta jauh lebih akurat dibanding cara konvensional.

Dalam konteks ini, teknologi geospasial tidak berhenti sebagai catatan administratif, tetapi bertransformasi menjadi instrumen analisis bagi pemerintah Nagari. Data mengenai jumlah penduduk, tingkat pendidikan, kondisi infrastruktur, mata pencaharian, hingga potensi sumber daya alam dapat dipetakan secara rinci sehingga mendorong lahirnya kebijakan berbasis bukti (evidence-based policy).

Ketua Tim Pengabdian PMKM UNP, Azhari Syarief, menegaskan bahwa sistem ini memang dirancang untuk membantu pemerintahan desa mengelola informasi demografis, geografis, dan sosial ekonomi secara lebih efisien. Hal ini berarti desa kini memiliki pijakan data yang kredibel untuk mengarahkan pembangunan, bukan lagi sekadar mengandalkan perkiraan.

Lebih jauh, kekuatan program ini terletak pada kolaborasi multidisiplin yang melibatkan mahasiswa dan dosen UNP dari berbagai program studi bersama aparat nagari dan masyarakat setempat. Proses pemetaan tidak hanya mendata kondisi fisik, tetapi juga menyentuh kehidupan sosial sehingga warga ditempatkan sebagai subjek sekaligus mitra pembangunan. Pendekatan partisipatif ini memperkuat keberlanjutan program karena transfer pengetahuan berjalan seiring dengan tumbuhnya pemahaman komunitas lokal terhadap teknologi.

Apa yang dilakukan oleh UNP ini adalah contoh nyata bagaimana perguruan tinggi bisa menjadi jembatan antara teknologi dan kebutuhan akar rumput. Geospasial tidak lagi sebatas proyek elitis atau kajian akademis, tetapi dapat menjelma sebagai tulang punggung tata kelola desa.

Baca juga: Mahasiswa UGM Kembangkan Aplikasi SIG Sigantara untuk Atasi Persoalan Alih Fungsi Lahan

+
+