

Rusia Berhasil Kembangkan GPS Jamming yang Mampu Lumpuhkan Sinyal Negara-Negara Baltik
Pada era modern ini, GPS makin memperlihatkan kerentanannya. Insiden gangguan sinyal kini bukan lagi peristiwa yang jarang terjadi. Setelah sebelumnya diberitakan bahwa sinyal GPS mengalami gangguan dalam krisis di Selat Hormuz antara Iran dan Israel pada Juni 2025, kali ini perhatian tertuju pada kawasan Eropa Timur. Portal berita Estonia, Delfi, melaporkan bahwa sebuah instalasi militer rahasia Rusia di wilayah Kaliningrad, tepat di sebelah timur perbatasan Polandia, diyakini bertanggung jawab atas gangguan GPS yang memengaruhi negara-negara Baltik dan Teluk Finlandia.
Baca juga: Krisis di Selat Hormuz Jadi Bukti Sinyal Bahaya Ketergantungan Dunia pada GPS
Dilansir dari GPS World, fasilitas tersebut memiliki misi utama memantau satelit dan komunikasi NATO, dengan tujuan melemahkan operasi intelijen aliansi tersebut. Dokumen yang diperoleh Delfi menunjukkan bahwa pangkalan yang berlokasi di Pioniersky ini merupakan bagian dari jaringan peperangan elektronik Rusia yang dikenal sebagai “Tobol.”
Sistem “Tobol” adalah sebuah jaringan pengawasan, pertahanan, dan komando yang ditujukan bukan hanya untuk melindungi komunikasi satelit dan sistem navigasi Rusia dari serangan NATO, melainkan juga untuk mengganggu intelijen NATO. Fasilitas di Kaliningrad secara resmi dibangun pada tahun 2009 oleh Kementerian Pertahanan Rusia. Fasilitas ini berfokus pada pemantauan satelit. Instalasi serupa juga dibangun di berbagai wilayah Rusia, termasuk di Moskow, Penza, Cheboksary, dan Ulan-Ude di Siberia.
Pada Juli lalu, otoritas Estonia mendeteksi peralatan jamming baru di dekat perbatasan timur Narva dan di sepanjang pesisir Teluk Narew. Para pakar meyakini bahwa langkah ini dimaksudkan untuk melindungi fasilitas Rusia dari potensi serangan drone Ukraina.
Menurut laporan surat kabar Finlandia Ilta-Sanomat, sebagai langkah untuk melawan senjata berpemandu GPS, Rusia telah mengembangkan teknologi pengacauan navigasi sejak tahun 1980-an. Teknologi tersebut kemudian berkembang sebagai respons terhadap peralatan militer Barat yang dikirim ke Ukraina.
GPS Makin Rentan di Era Konflik Modern
Sejak invasi skala penuh Rusia ke Ukraina pada 2022, insiden gangguan GPS meningkat di negara-negara yang berbatasan langsung dengan Rusia. Bidang penerbangan dan navigasi maritim menjadi yang paling terdampak. Para pilot dan awak kapal melaporkan data posisi yang tidak akurat atau bahkan hilang sama sekali sehingga mengakibatkan risiko keselamatan yang signifikan.
Konflik geopolitik modern menunjukkan bahwa infrastruktur seperti GPS bukan lagi zona netral. Justru karena vitalnya peran sistem navigasi dan waktu global, GNSS menjadi target utama dalam peperangan asimetris. Negara-negara yang masih bergantung tunggal pada GPS tanpa sistem cadangan berisiko kehilangan kendali ketika serangan terjadi.
Kondisi ini mendorong investasi pada teknologi alternatif, seperti optical satellite links dan komunikasi laser. Langkah tersebut bukan hanya inovasi, tetapi strategi bertahan di tengah dunia yang makin berbahaya. Sistem navigasi dan komunikasi masa depan dituntut untuk tahan gangguan, memiliki presisi tinggi, dan dapat diandalkan dalam kondisi apapun.
Baca juga: Jawab Ketergantungan terhadap GPS, Amerika Kembangkan Sistem Navigasi Kuantum
Beberapa negara telah bergerak mencari solusi. Amerika Serikat, misalnya, sedang mengembangkan sistem navigasi kuantum untuk mengatasi ketergantungan pada GPS yang rentan terhadap jamming dan spoofing. Melalui Defense Innovation Unit (DIU), Departemen Pertahanan AS meluncurkan program Transition of Quantum Sensing (TQS) guna mempercepat adopsi sensor kuantum dalam aplikasi navigasi, intelijen, dan pengintaian.
Gangguan GPS yang dilakukan dari fasilitas militer Rusia di Kaliningrad mempertegas bahwa sistem navigasi satelit kini menjadi medan perang strategis. Dari teknologi jamming era 1980-an hingga sistem kuantum masa depan, perlombaan teknologi navigasi global tidak lagi soal inovasi, tetapi soal siapa yang mampu bertahan dan mendominasi dalam era peperangan informasi.
