

Pemanfaatan Geospatial Intelligence Jadi Kunci Rusia Kuasai Donbas
Sejak pecahnya perang Rusia–Ukraina pada Februari 2022, dinamika di medan tempur tidak lagi semata ditentukan oleh jumlah pasukan atau kekuatan senjata konvensional. Kini, kecanggihan pemanfaatan intelijen geospasial (geospatial intelligence) justru menjadi faktor strategis yang menentukan arah konflik. Analisis berbasis citra satelit, peta digital, serta rekayasa data spasial telah mengubah cara perang ini dijalankan, sekaligus menjelaskan bagaimana Rusia mampu mempertahankan serta memperluas cengkeramannya di wilayah Ukraina.
George Barros, analis dari Institute for the Study of War yang memimpin tim Rusia sekaligus tim intelijen geospasial, menyatakan bahwa ia telah memantau perang tersebut sejak eskalasi pecah pada 24 Februari 2022. Dari perspektif geospasial, penguasaan Rusia atas wilayah Donbas memiliki arti lebih dari sekadar kemenangan teritorial. Kawasan tersebut dijadikan basis untuk menata ulang infrastruktur pertahanan dan membangun jalur logistik jangka panjang. Langkah ini tidak hanya menunjukkan pergerakan militer biasa, tetapi juga strategi terukur dalam menguasai ruang berbasis data spasial.
Pemanfaatan intelijen geospasial, menurut Barros, telah membuat Rusia berhasil menguasai sekitar 20% wilayah Ukraina. Penguasaan seperlima wilayah ini memberikan kendali atas jalur suplai penting, akses energi vital, hingga jaringan transportasi strategis. Peta kontrol wilayah memperlihatkan dominasi yang bisa dijadikan pijakan bagi operasi ofensif berikutnya, sekaligus menekan Ukraina baik secara ekonomi maupun politik. Dengan kata lain, data spasial memberi Rusia kemampuan untuk memetakan keunggulan jangka panjang, bukan hanya sekadar kemenangan sesaat di garis depan.
Melihat Perang sebagai Penguasaan Ruang
Penguasaan Rusia atas sekitar 20% wilayah Ukraina, terutama di kawasan Donbas, menunjukkan bahwa perang ini lebih dari sekadar konflik militer. Dari perspektif geospasial, Donbas bukan hanya wilayah kaya sumber daya, tetapi juga simpul logistik yang menghubungkan jalur suplai, energi, dan transportasi strategis.
Dengan menguasainya, Rusia dapat menata ulang infrastruktur pertahanan, memperpendek garis suplai, serta memanfaatkan data spasial untuk memperkuat dominasi jangka panjang. Kontrol spasial ini membuat Rusia mampu menekan Ukraina secara ekonomi dan politik karena infrastruktur vital, seperti jalur kereta, pipa energi, hingga pusat distribusi, kini sebagian berada di bawah pengaruh Moskow.
Analisis geospasial memperlihatkan bahwa perang Rusia–Ukraina tidak semata persoalan militer, melainkan pertarungan penguasaan ruang. Dengan intelijen geospasial, Rusia mampu membangun fondasi dominasi jangka panjang lewat Donbas dan seperlima wilayah Ukraina. Sementara itu, pertahanan kota-kota benteng di timur serta kerentanan geospasial di barat menunjukkan bahwa konflik ini akan terus bergeser mengikuti bagaimana ruang dipetakan, dikuasai, dan dimanfaatkan untuk kepentingan strategis kedua belah pihak.
Baca juga: Bagaimana Teknologi Geospasial Mengubah Jalannya Perang Ukraina-Rusia?
