

Perusahaan Satelit Berbasis AI STAR.VISION Jajaki Kerja Sama dengan BRIN
Pada 6 Juli 2025, akun media sosial resmi STAR.VISION Aerospace memublikasikan kunjungan mereka ke kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Meski belum ada pengumuman resmi terkait bentuk kerja sama yang akan dijalin, momen ini memunculkan spekulasi bahwa kedua institusi tengah menjajaki peluang kolaborasi di bidang teknologi geospasial berbasis kecerdasan buatan (AI).
BRIN sebagai lembaga riset nasional memiliki mandat untuk mendorong kemajuan riset dan inovasi di berbagai sektor strategis, termasuk teknologi antariksa dan pemantauan bumi. Potensi sinergi dengan STAR.VISION Aerospace, sebuah perusahaan yang telah dikenal secara internasional dalam pengembangan satelit mini berbasis AI, dinilai sejalan dengan visi Indonesia menuju kemandirian teknologi luar angkasa.
Potensi Kolaborasi Geospasial
Jika kerja sama antara BRIN dan STAR.VISION terwujud, sejumlah bidang strategis bisa mendapatkan manfaat besar. Pertama, integrasi teknologi penginderaan jauh dengan sistem pemrosesan AI dapat memperkuat program riset geospasial BRIN, khususnya dalam pemetaan lahan, perubahan tutupan hutan, dan pemantauan wilayah pesisir.
Kedua, kolaborasi ini juga bisa mendukung sistem mitigasi bencana di Indonesia. Dengan teknologi sistem downlink data real-time dan platform analisis geospasial berbasis cloud milik STAR.VISION, data satelit dapat langsung dianalisis untuk deteksi awal bencana, seperti banjir, kebakaran hutan, atau pergerakan tanah, yang kemudian digunakan oleh BRIN dan BNPB dalam sistem tanggap darurat nasional.
Ketiga, pemanfaatan nanosatellite dan MiniSAR bisa memperluas jangkauan observasi bumi dengan biaya yang jauh lebih efisien ketimbang satelit konvensional. Hal ini penting mengingat anggaran riset Indonesia masih terbatas. Data yang dihasilkan dapat pula dimanfaatkan oleh sektor-sektor lain, seperti pertanian presisi, perikanan tangkap, hingga perencanaan tata ruang.
Dalam konteks geopolitik dan keamanan data, kolaborasi antara BRIN dan STAR.VISION juga membuka jalan bagi Indonesia untuk memiliki akses langsung dan mandiri terhadap data penginderaan jauh. Saat ini, sebagian besar data satelit yang digunakan oleh pemerintah masih bergantung pada penyedia luar negeri. Kolaborasi semacam ini memungkinkan transfer teknologi dan pembangunan ekosistem satelit nasional yang lebih tangguh.
Seperti dikutip dari Space in Africa, STAR.VISION telah memasok data satelit untuk sejumlah negara berkembang, seperti Pakistan, Kenya, dan Brasil, yang membuktikan kemampuannya dalam menyediakan solusi satelit murah, tetapi efektif. Dengan pengalaman ini, STAR.VISION dinilai mampu menjadi mitra potensial BRIN dalam mendorong misi satelit nasional skala menengah dengan pendekatan berbasis AI.
Kunjungan STAR.VISION Aerospace ke BRIN bisa menjadi batu loncatan penting dalam mendorong transformasi digital geospasial di Indonesia. Dengan menggabungkan kekuatan riset BRIN dan inovasi teknologi satelit berbasis AI dari STAR.VISION, Indonesia berpeluang membangun ekosistem data satelit yang inklusif, terjangkau, dan mandiri, baik untuk kepentingan riset, tata kelola wilayah, maupun keamanan nasional. Kini, publik hanya tinggal menunggu kepastian kerja sama ini menjadi kenyataan.
Sumber: X @STARVISION_cn, Space in Africa