Default Title
logo spatial highlights
Perusahaan Logistik Maritim Manfaatkan Teknologi Geospasial untuk Petakan Jalur Pengiriman Efektif

Perusahaan Logistik Maritim Manfaatkan Teknologi Geospasial untuk Petakan Jalur Pengiriman Efektif

Tak bisa dipungkiri, sistem navigasi maritim modern tengah berada di bawah ancaman serius. Ketergantungan industri pelayaran terhadap GPS dan GNSS menjadikannya rentan terhadap berbagai bentuk gangguan, seperti jamming, spoofing, hingga interferensi sinyal. Dalam kondisi tertentu, gangguan ini bukan lagi persoalan teknis semata, melainkan ancaman sistemik yang dapat memicu disrupsi rantai pasokan global.

Ketika sinyal terganggu, konsekuensinya bisa sangat fatal, mulai dari tabrakan kapal, keterlambatan pengiriman, lonjakan biaya operasional, hingga risiko keselamatan yang membayangi awak di tengah laut. Bagi industri yang menuntut efisiensi dan presisi seperti logistik maritim, kehilangan keandalan navigasi adalah risiko yang tak bisa ditawar.

Menanggapi situasi ini, tiga perusahaan, NAL Research, SGM Technology, dan Tschudi Shipping, menjalin kemitraan strategis guna menghadirkan sistem pelacakan dan navigasi yang tahan terhadap gangguan. Produk yang dikembangkan ini didukung oleh jaringan satelit low-Earth orbit (LEO) milik Iridium, yang memungkinkan konektivitas global bahkan di area terpencil dan rentan terhadap gangguan sinyal. Pendekatan ini menawarkan alternatif navigasi berbasis luar angkasa yang lebih resilien dibanding sistem konvensional berbasis GPS semata.

NAL Research, perusahaan asal AS yang telah lama bergerak di bidang assured positioning, navigation, and timing (APNT), membawa teknologi pelacakan berbasis Iridium PNT, yaitu sinyal L-band yang otentik dan tahan terhadap spoofing serta jamming. Solusi ini menghadirkan pendekatan geospasial dengan presisi tinggi yang memungkinkan perusahaan logistik memetakan jalur pelayaran dengan keandalan yang tidak terganggu, bahkan di wilayah-wilayah ekstrem, seperti Samudra Arktik atau perairan dekat zona konflik.

Kekuatan utama dari teknologi ini bukan hanya kecepatan pengiriman, melainkan adaptabilitas rute berbasis data. Melalui integrasi teknologi geospasial dan data satelit secara real-time, perusahaan logistik kini mampu menyusun rute pelayaran yang lebih aman, hemat bahan bakar, dan adaptif terhadap cuaca ekstrem ataupun potensi gangguan elektronik. Data spasial yang dianalisis mencakup arus laut, tekanan atmosfer, peta risiko interferensi, hingga pelacakan lintasan historis. Teknologi ini mewujudkan perencanaan pelayaran berbasis kecerdasan spasial, bukan sekadar intuisi.

Pengujian sistem yang sedang berlangsung bukan hanya simbol kesiapan teknologi, melainkan juga awal dari transformasi besar pada cara dunia memandang logistik maritim. Logistik kini bukan sekadar dipandang sebagai pergerakan kapal, melainkan juga ekosistem data yang bernapas bersama dinamika geopolitik dan tantangan digital masa kini.

Baca juga: Krisis di Selat Hormuz Jadi Bukti Sinyal Bahaya Ketergantungan Dunia pada GPS

Sumber: GPS World

+
+