Default Title
logo spatial highlights
JEJAK Kenalkan Geospasial Lewat Jalan-Jalan Seru di Kaliurang

JEJAK Kenalkan Geospasial Lewat Jalan-Jalan Seru di Kaliurang

Keluarga Mahasiswa Teknik Geodesi (KMTG) mengadakan lomba bertajuk “Jelajah Jogjakarta (JEJAK)” pada 14 hingga 16 Mei 2025. Salah satu cabang acara Mercator 2025 tersebut memperkenalkan dunia geospasial ke anak-anak SMA sederajat seluruh Indonesia. Dengan mengusung tema “Geospatial Frontiers: Sparks of Innovation Shaping Tomorrow Discoveries”, diharapkan acara ini dapat menumbuhkan kesadaran tentang geospasial.

Sebagai salah satu sarana mengenalkan geospasial, JEJAK mengajak para siswa SMA sederajat untuk menjelajah Kaliurang. Menurut Koordinator JEJAK, Salma Aulia, dipilihnya Kaliurang adalah variasi dari JEJAK tahun sebelumnya. “Tahun sebelumnya sudah banyak di kawasan kota, tahun ini pengen mengangkat tema yang lebih sejuk ke daerah yang hutan-hutan dan pegunungan,” terang Salma, di Gedung SLGC Fakultas Teknik, Jumat, 16 Mei 2025.

Dalam acara jalan-jalan tersebut, para peserta dikenalkan dengan alat-alat geospasial, seperti GPS dan koordinat. “Mereka diberi soal matematika yang akan membentuk koordinat. Koordinat itu nantinya akan dimasukkan ke alat GPS yang itu adalah koordinat suatu pos. Jadi mereka harus ke pos itu dan menyelesaikan misi di pos tersebut,” terang Subkoordinator JEJAK, Salsabila Aulia.

Menariknya, kesalahan menghitung koordinat setiap pos akan menentukan cepat atau lambatnya mereka tiba di pos terakhir. “Jadi, setiap ke pos harus mikir dulu ini koordinatnya bener apa enggak. Kalau koordinatnya salah ya bisa kesasar dan harus mengulang,” lanjut Salsa.

Selain jalan-jalan, para peserta diharuskan membuat maps story dan vlog yang dipresentasikan pada Jumat. Nantinya, hasil karya tersebut menjadi indikator penilaian bagi juri untuk menentukan juara JEJAK 2025.

Salah satu peserta dari SMA Negeri 1 Kota Magelang, Ivanna Benice, mengungkapkan bahwa ia sangat antusias mengikuti JEJAK 2025. Berawal dari informasi di grup angkatan, Benice mengajak teman-temannya untuk membentuk satu tim. “Penasaran, ikut aja buat nambah-nambah experience,” ujar Benice.

Benice membeberkan keseruannya dalam mengikuti acara jalan-jalan di Kaliurang. Pengalaman itu merupakan kali pertama ia memegang alat tracking GPS kendati telah memiliki minat sejak lama. “Terus akhirnya pas dapat alatnya seneng banget, terus coba dan beneran bisa. Pas vlog asik soalnya walaupun makan memori cuman nantinya variasi warna-warni, seneng lihatnya,” lanjutnya.

Lebih lanjut, dirinya menganggap bahwa acara lomba ini tidak seperti lomba karena keseruannya. “Nggak kerasa seperti lomba, bener-bener healing, padahal minggu depan tes, jadinya pengen ikut JEJAK terus nggak mau tes,” ungkap Benice.

Salsa berharap acara ini membuat siswa SMA lebih mengenal teknik geodesi karena masih jarang universitas negeri di Indonesia yang membuka jurusan ini. “Harapannya mereka nggak cuma mengenal pertambangan, geologi, atau geofisika, tetapi ada juga rumpun yang lebih tua, yaitu geodesi yang juga berperan penting dalam pembangunan,” ungkapnya.

+
+