

Iran Dorong BRICS Bangun Kemandirian Teknologi Geospasial Global
Di tengah dinamika geopolitik dunia yang makin kompleks, bentuk kerja sama antarnegara kini tidak lagi hanya bergantung pada kekuatan ekonomi atau militer. Sebuah era baru tengah muncul, era di mana data, ruang, dan informasi geospasial menjadi fondasi penting bagi pengambilan keputusan strategis.
Teknologi geospasial menjadi bahasa baru diplomasi global, menghubungkan berbagai negara melalui pemahaman bersama tentang bumi dan aktivitas manusia di atasnya. Dalam konteks inilah, Iran mengambil langkah berani dengan mendorong negara-negara BRICS untuk bersama-sama memanfaatkan teknologi geospasial, bukan semata untuk kepentingan teknis, melainkan juga sebagai simbol kemandirian dan solidaritas SSC (South-South Cooperation).
Langkah tersebut diwujudkan melalui penyelenggaraan pertemuan keempat BRICS Working Group on Geospatial Technologies and Their Applications yang berlangsung secara daring pada 30 September hingga 1 Oktober. Dilansir dari Tehran Times, Iran menjadi tuan rumah forum ini dan mempertemukan negara-negara anggota BRICS yang kini telah berkembang mencakup Brasil, Rusia, India, Tiongkok, Afrika Selatan, Indonesia, Etiopia, dan Uni Emirat Arab. Forum ini menjadi ruang strategis bagi negara-negara berkembang untuk memperkuat posisi mereka dalam kancah teknologi global, dengan geospasial sebagai alat kolaborasi yang melampaui batas wilayah dan ideologi.
Pertemuan tersebut juga menjadi ajang unjuk kemampuan ilmiah Iran. Sejumlah lembaga terkemuka, seperti Mapping Organization, Metrological Organization, Space Organization, serta berbagai universitas besar, seperti Universitas Tehran dan Khajeh Nasir Toosi University of Technology, turut terlibat. Kolaborasi lintas lembaga ini menunjukkan bahwa pengembangan teknologi geospasial tidak hanya bergantung pada aspek teknis, tetapi juga pada sinergi akademik dan riset. Iran menggunakan momentum ini untuk menegaskan kapasitasnya sebagai salah satu pusat inovasi geospasial di kawasan Asia Barat, sekaligus membuka peluang kerja sama jangka panjang dengan negara-negara BRICS.
Iran Inisiasi Terbentuknya BRICS Spatial Data Infrastructure
Dari hasil diskusi tersebut, muncul kembali pembahasan mengenai pembentukan BRICS Spatial Data Infrastructure (SDI), sebuah gagasan yang pertama kali diusulkan oleh mantan Direktur Jenderal National Cartographic Center of Iran. Infrastruktur ini diharapkan menjadi sistem terpadu bagi pengelolaan dan pertukaran data spasial antarnegara BRICS.
Dokumen kerja sama multilateral yang sedang disusun akan menjadi dasar bagi pelaksanaan praktik bersama di bidang data spasial, dan hasil implementasinya akan dilaporkan pada pertemuan selanjutnya. Langkah ini menandai pergeseran penting dari sekadar berbagi data menjadi membangun ekosistem pengetahuan spasial yang terintegrasi.
Dalam pidatonya, Ali Javidaneh menegaskan bahwa peta dan data spasial adalah elemen kunci dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Informasi spasial memberikan dasar bagi pengambilan keputusan berbasis bukti, perencanaan yang efektif, serta peningkatan efisiensi ekonomi. Integrasi teknologi geospasial dengan kecerdasan buatan, deep learning, dan analisis big data menciptakan peluang baru dalam bidang komunikasi, navigasi, transportasi, hingga pengelolaan sumber daya alam. Dengan demikian, teknologi ini bukan hanya alat visualisasi bumi, melainkan juga instrumen strategis dalam merancang masa depan yang lebih terukur dan inklusif.
Upaya Iran dalam mendorong pemanfaatan teknologi geospasial memperlihatkan visi jangka panjang, yaitu membangun kerja sama global yang berbasis pada pemahaman ruang, keberlanjutan, dan kesetaraan. Di tangan BRICS, kolaborasi ini berpotensi menggeser dominasi teknologi global dari Barat menuju peta baru yang lebih seimbang. Di dunia yang makin terhubung, arah pembangunan masa depan ditentukan oleh mereka yang dapat menguasai ruang.
