Default Title
logo spatial highlights
Industri Geospasial Menggeliat, Permintaan Satelit Makin Meningkat

Industri Geospasial Menggeliat, Permintaan Satelit Makin Meningkat

Industri geospasial global saat ini tengah memasuki era pertumbuhan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dorongan utama datang dari meningkatnya kebutuhan akan teknologi intelijen berbasis satelit yang presisi dan real-time, yang kini tak hanya menjadi elemen penting dalam strategi pertahanan dan keamanan nasional, tetapi juga dalam agenda pembangunan berkelanjutan dan mitigasi bencana.

Lonjakan permintaan ini diperkuat oleh ketegangan geopolitik global dan percepatan transformasi digital di sektor pemerintahan. Selain itu, kesadaran baru akan pentingnya observasi bumi dari luar angkasa turut meningkat pasca-peristiwa krisis global, seperti seperti invasi Rusia ke Ukraina dan eskalasi konflik di Timur Tengah.

Hal tersebut terungkap dalam gelaran Simposium GEOINT 2025 yang dilaksanakan di St. Louis, Missouri, Amerika Serikat. Para petinggi dari perusahaan-perusahaan teknologi luar angkasa, seperti Maxar Technologies, BlackSky, Capella Space, dan Synspective turut menghadiri acara tersebut.

"Kami melihat kecepatan adopsi penggunaan satelit di pasar internasional yang meningkat lebih cepat dari sebelumnya," kata CEO Maxar Intelligence, Dan Smoot, pada gelaran tersebut.

Keempat perusahaan tersebut saat ini muncul dan digadang-gadang sebagai pemain kunci dalam perusahaan penyedia satelit di industri geospasial. Mereka menyediakan citra dan data observasi bumi resolusi tinggi yang sangat dibutuhkan oleh lembaga pemerintah, militer, serta sektor industri yang bergantung pada wawasan spasial untuk pengambilan keputusan. Di tengah ketatnya persaingan, keempat perusahaan ini tidak hanya berlomba-lomba membangun dan mengoperasikan satelit optik dan radar terbaru, tetapi juga berinvestasi dalam pengembangan kecerdasan buatan (AI) dan analisis berbasis machine learning untuk mengolah data geospasial menjadi inteligensi yang dapat ditindaklanjuti dengan cepat.

Maxar, misalnya, dikenal luas sebagai penyedia utama citra invasi Rusia ke Ukraina yang digunakan secara luas oleh media internasional dan badan intelijen. Citra satelit tersebut membuktikan peran strategis data geospasial dalam mengungkap pergerakan militer dan memverifikasi situasi lapangan yang sulit diakses secara langsung.

Maxar juga menjadi tulang punggung sistem Global Enhanced GEOINT Delivery (GEGD) milik pemerintah Amerika Serikat. Perusahaan ini sempat menjadi sorotan ketika menghentikan sementara aksesnya untuk Ukraina pada Maret 2025.

Sementara itu, BlackSky mengambil pendekatan yang berbeda dengan menekankan pada pemantauan real-time dan analisis prediktif. Perusahaan ini menyediakan data yang diperbarui dalam hitungan menit, memungkinkan respons cepat terhadap krisis atau pergerakan strategis.

Melalui jaringan satelit kecil yang cepat diluncurkan dan sistem pemrosesan cloud berbasis AI, BlackSky memposisikan dirinya sebagai penyedia inteligensi geospasial (GEOINT) taktis bagi militer dan lembaga pertahanan, termasuk Indonesia. Untuk pengembangan kemampuan observasi bumi berdaulat, Indonesia telah menjalin kontrak kerja sama senilai $50 juta dengan perusahaan ini.

Capella Space dan Synspective, dua perusahaan yang mengandalkan teknologi synthetic aperture radar (SAR), turut memperkuat segmen observasi bumi yang mampu beroperasi dalam segala kondisi cuaca dan pencahayaan. Teknologi SAR menjadi sangat relevan di wilayah tropis dan berawan, seperti Asia Tenggara.

Synspective, yang berbasis di Jepang, memanfaatkan keunggulan ini untuk memenuhi kebutuhan domestik sekaligus memperluas layanannya secara global. Dengan pendekatan yang menggabungkan aplikasi sipil dan militer, mereka juga menjadi bagian penting dalam upaya pembangunan berkelanjutan, terutama dalam pemantauan infrastruktur, perubahan penggunaan lahan, dan deteksi bencana.

Secara keseluruhan, geliat industri ini mencerminkan perubahan mendalam dalam cara dunia memandang data spasial, dari sekadar alat pemetaan menjadi sumber intelijen strategis dan kebijakan berbasis bukti spasial. Lonjakan ini juga membuka peluang baru bagi negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, untuk membangun kapasitas geospasial nasional yang mumpuni dan menjadi bagian dari ekosistem global pengolahan data observasi bumi.

Sumber: Via Satellite, Space News

+
+