Default Title
logo spatial highlights
India Manfaatkan Geospasial untuk Menjamin Ketahanan dan Distribusi Pasokan Darah

India Manfaatkan Geospasial untuk Menjamin Ketahanan dan Distribusi Pasokan Darah

India, dengan populasi besarnya, menghadapi tantangan serius dalam menjamin ketersediaan darah bagi warganya. Banyak rumah sakit kesulitan memperoleh pasokan darah tepat waktu, terutama di daerah terpencil. Teknologi geospasial kini berperan penting dalam membantu pemerintah memetakan, memantau, dan mendistribusikan darah secara lebih efisien.

Namun, sistem donor darah India masih terkendala rendahnya partisipasi sukarela. Banyak masyarakat hanya mendonorkan darah pada event donor darah dan masih memercayai mitos bahwa donor darah berdampak buruk bagi kesehatan. Akibatnya, pasokan darah sering tidak stabil dan bersifat reaktif, terutama saat liburan atau perayaan keagamaan.

Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah India mulai memanfaatkan data dan analisis geospasial. Salah satu langkah terbesarnya adalah peluncuran Rare Donor Registry of India (RDRI), sebuah sistem yang berisi lebih dari 4.000 pendonor dengan tipe darah langka. Menurut laporan ORF, data ini dihubungkan dengan e-RaktKosh, platform digital yang memantau ketersediaan darah di seluruh rumah sakit dan bank darah di India. Dengan integrasi ini, tenaga medis dapat dengan cepat mengetahui di mana lokasi stok darah tersedia dan bagaimana mendistribusikannya ke daerah yang membutuhkan.

Teknologi geospasial juga membantu pemerintah menemukan apa yang disebut sebagai “blood deserts” atau wilayah yang minim pasokan darah. Melalui pemetaan spasial, pemerintah bisa mengetahui area mana yang rawan kekurangan darah, lalu membangun pusat donor baru atau memperkuat jaringan transportasi darah di wilayah tersebut. Dengan pendekatan ini, distribusi darah tidak lagi bergantung pada perkiraan, tetapi berdasarkan data lokasi yang akurat dan terkini.

Namun, upaya teknologi saja tidak cukup. India juga perlu membangun budaya donor darah yang berkelanjutan. Pemerintah mendorong kampanye kesadaran publik, penghargaan bagi pendonor aktif, hingga kerja sama dengan tempat kerja untuk menjadikan donor darah sebagai bagian dari gaya hidup sehat. Selain itu, sistem seperti e-RaktKosh dan integrasi dengan ABHA (Ayushman Bharat Health Account) juga diharapkan dapat menciptakan transparansi rantai pasokan darah, mulai dari pengumpulan, penyimpanan, hingga penyaluran ke pasien.

Melalui perpaduan antara teknologi geospasial dan kesadaran sosial, India sedang berupaya menciptakan sistem darah nasional yang lebih tangguh dan adil. Donor darah diharapkan tidak lagi dilihat sebagai tindakan amal sesaat, melainkan sebagai bentuk tanggung jawab sosial dan solidaritas kemanusiaan. Dengan langkah ini, darah, yang menjadi simbol kehidupan itu sendiri, dapat benar-benar menjadi jaminan hidup bagi setiap warga negara, di mana pun mereka berada.

+
+