Default Title
logo spatial highlights
Ilmuwan Kanada Manfaatkan AI serta GIS untuk Pantau Paus Beluga

Ilmuwan Kanada Manfaatkan AI serta GIS untuk Pantau Paus Beluga

Memantau paus beluga di lautan Arktik bukanlah pekerjaan yang mudah. Mamalia laut berwarna putih ini kerap menyelam hingga ratusan meter dan sering kali sulit dibedakan dari bongkahan es laut. Warna tubuh mereka yang putih menyatu dengan lingkungan sekitarnya, menjadikan pencatatan jumlah populasi mereka sangat menantang. Namun kini, ilmuwan dari Kanada memanfaatkan teknologi gabungan kecerdasan buatan (AI) dan sistem informasi geografis (GIS) untuk membantu proses pemantauan yang sebelumnya memakan waktu dan biaya besar.

Bryanna Sherbo, seorang ahli biologi dari Fisheries and Oceans Canada (DFO), selama bertahun-tahun melakukan survei udara dengan menggunakan kamera yang dipasang di pesawat kecil. Kamera tersebut mengambil ribuan foto dari atas laut setiap beberapa detik. Sayangnya, untuk memeriksa satu per satu gambar secara manual membutuhkan waktu berhari-hari. Bahkan jika tugas ini dialihkan ke perusahaan luar, biayanya bisa sangat mahal.

Baca juga: Manfaatkan Teknologi Satelit Tagging, KKP Petakan Perilaku Migrasi Hiu Paus

Teknologi Deep Learning dan GIS Deteksi Paus di Kutub

Solusi inovatif datang saat Sherbo dan timnya bekerja sama dengan Mohamed Ahmed dari Esri Kanada. Mereka membuat sebuah model komputer berbasis deep learning yang mampu mengenali paus beluga secara otomatis dari gambar udara. Dengan teknologi ini, ribuan foto bisa dianalisis hanya dalam beberapa jam. Hasilnya cukup mengesankan, tingkat akurasi deteksi mencapai 88 persen. Ini sangat membantu, apalagi dalam citra yang kadang hanya berisi lautan kosong dan es.

Untuk melatih model ini, tim mengumpulkan sekitar 60.000 gambar dari wilayah timur Nunavut, salah satu wilayah paling utara di Kanada, pada musim panas 2023. Sherbo secara manual menandai sekitar 3.000 gambar sebagai contoh pelatihan bagi AI. Meski hanya 21 gambar yang berisi paus, data ini sudah cukup untuk mengajarkan komputer membedakan mana paus dan mana bukan.

Sebelum menggunakan teknologi ini, tim pernah mencoba metode lain, seperti mengandalkan orang-orang dari internet untuk mengidentifikasi paus dari gambar satelit. Namun, hasilnya banyak kesalahan karena orang cenderung terlalu semangat melihat sesuatu yang sebenarnya bukan paus. Mereka juga pernah menyewa perusahaan AI, tetapi biayanya dihitung per gambar dan itu sangat mahal. Dengan model yang mereka kembangkan sendiri, sekarang mereka bisa bekerja lebih cepat dan hemat.

Dengan bantuan AI dan GIS, pekerjaan ilmiah ini jadi jauh lebih efisien. Alih-alih menghabiskan waktu untuk mencari paus dalam ribuan gambar, para peneliti kini bisa lebih fokus pada memahami perilaku dan kondisi paus di habitat aslinya. Teknologi ini bukan hanya membantu pelestarian paus beluga, melainkan juga membuka jalan bagi cara baru dalam memantau satwa laut lainnya di seluruh dunia.

Baca juga: Bagaimana Geospasial Menembus Lautan yang Tak Terjamah?

+
+