

BRIN Dorong Penggunaan Geospasial sebagai Fondasi Baru Pembangunan Digital
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) kembali menegaskan pentingnya transformasi akses data geospasial bagi kemajuan Indonesia. Dalam diskusi daring bertajuk “Geoinformatika untuk Pembangunan Berkelanjutan” yang digelar pada Kamis, 20 Juni 2025, Kepala Pusat Riset Geoinformatika BRIN, Rokhis Khomarudin, menekankan bahwa arus pertumbuhan data spasial saat ini berkembang sangat cepat dan menjangkau berbagai sektor vital, dari pertanian hingga mitigasi bencana.
Pertumbuhan tersebut dipacu oleh peningkatan ketersediaan data spasial global, baik yang bersifat open-source, seperti Copernicus Sentinel Data milik Uni Eropa, maupun komersial, seperti Planet Labs dan Maxar Technologies. Hal ini mendorong pergeseran paradigma dalam interaksi pengguna dan penyedia data, yang kini bergerak ke arah marketplace atau lokapasar data.
Konsep marketplace data geospasial yang digagas BRIN bukan sekadar wacana, melainkan juga refleksi dari kebutuhan nyata akan kemudahan dan kecepatan akses informasi spasial. Di dalam ekosistem ini, pelaku dari berbagai sektor dapat saling bertukar data, tanpa harus membangun infrastruktur satelit atau server pemrosesan yang mahal.
Model seperti ini sejatinya telah berkembang di tingkat global, seperti yang dilakukan oleh OpenStreetMap, Amazon Web Services (AWS) Open Data, atau Esri ArcGIS Hub. BRIN berupaya mengadopsi pendekatan serupa yang berorientasi pada kebutuhan lokal, khususnya dalam menjembatani ketimpangan data antara pusat dan daerah.
BRIN percaya bahwa dengan menghadirkan marketplace geospasial, kolaborasi akan tumbuh secara organik antara pemerintah, swasta, akademisi, dan komunitas data. Rokhis menekankan bahwa transformasi ini perlu didukung oleh literasi data spasial yang kuat dan kebijakan terbuka dalam berbagi data. Upaya ini menjadi bagian dari visi jangka panjang Indonesia dalam membangun perencanaan pembangunan berbasis data yang presisi, terintegrasi, dan inklusif.
Sumber: ANTARA