

BIG Jalin Kerja Sama dengan Universitas Tokyo untuk Pengembangan GeoAI
Badan Informasi Geospasial (BIG) menjalin kerja sama dengan Universitas Tokyo melalui audiensi bersama Profesor Yoshihide Sekimoto dan dua mahasiswanya dari Center for Spatial Information Science (CSIS). Pertemuan yang berlangsung di Kantor BIG, Senin, 8 September 2025 ini membahas pemanfaatan kecerdasan buatan berbasis geospasial atau GeoAI (geospatial artificial intelligence) untuk mendukung penyelesaian berbagai tantangan di Indonesia, mulai dari analisis mobilitas penduduk hingga perencanaan kota.
Direktur Standar dan Teknologi Informasi Geospasial BIG, Abdurrasyid, menegaskan bahwa BIG memiliki peran fundamental sebagai satu-satunya lembaga pemerintah yang berwenang membuat peta dasar nasional. Menurutnya, BIG tidak hanya bertugas sebagai regulator penyusun kebijakan, tetapi juga sebagai eksekutor pembuatan peta dasar serta koordinator pengembangan peta tematik. Ia menilai kerja sama dengan Universitas Tokyo penting untuk memperkuat kapasitas, baik melalui riset bersama, pengembangan GeoAI, hingga membuka kesempatan pendidikan pascasarjana bagi pegawai BIG di Jepang.

Sementara itu, Profesor Sekimoto memaparkan sejumlah riset yang tengah digarap CSIS. Beberapa di antaranya adalah analisis pergerakan penduduk berbasis data ponsel, deteksi kerusakan jalan menggunakan aplikasi telepon pintar, serta visualisasi perubahan populasi yang bermanfaat untuk mendukung perencanaan perkotaan. Ia menekankan bahwa pihaknya berhasil mengembangkan data pergerakan sintetis yang merepresentasikan aktivitas masyarakat, dan kini dapat diakses secara gratis oleh peneliti. Langkah ini menjadi penting karena membuka akses data spasial yang selama ini sering terbatas.
Dalam kesempatan yang sama, dua mahasiswa CSIS, Soshi Oshikawa dan Yusuke Mizuno, mempresentasikan proposal riset bertajuk “Illegal Parking Monitoring System Utilizing Dash Cams”. Sistem ini dirancang untuk mendeteksi parkir ilegal di Jakarta dengan memanfaatkan kamera dasbor kendaraan, kecerdasan buatan, serta teknologi Automatic Number Plate Recognition (ANPR). Menurut mereka, penerapan sistem ini dapat meningkatkan kelancaran lalu lintas sekaligus mengurangi kerugian ekonomi akibat kemacetan yang selama ini menjadi masalah kronis di ibu kota.
Kerja sama ini dapat dipandang sebagai momentum strategis bagi BIG untuk membawa GeoAI masuk lebih dalam ke ranah kebijakan publik. Dengan otoritas nasional yang dimiliki, BIG berpeluang menjadikan teknologi geospasial sebagai fondasi pengambilan keputusan berbasis data. Namun, tantangan terbesarnya adalah memastikan agar riset bersama tidak berhenti pada tataran akademik, melainkan benar-benar diterapkan untuk menjawab kebutuhan masyarakat. Kolaborasi dengan Universitas Tokyo ini layak disebut sebagai investasi jangka panjang yang akan memperkuat posisi Indonesia dalam inovasi geospasial global.
