Default Title
logo spatial highlights
Berkolaborasi dengan Bidang Geospasial, BRIN Dorong Pemanfaatan Big Data Lewat Geomimo

Berkolaborasi dengan Bidang Geospasial, BRIN Dorong Pemanfaatan Big Data Lewat Geomimo

Di tengah era digital yang menuntut efisiensi dan presisi, data menjadi sumber daya baru yang begitu vital. Namun, di Indonesia, data sering kali tersebar di berbagai instansi dan sulit diintegrasikan untuk kepentingan nasional. Menyadari hal itu, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) kini tengah mengembangkan teknologi Geoinformatika Multi-Input dan Multi-Output (Geomimo), sebuah inovasi yang dirancang untuk menjawab kebutuhan informasi lintas sektor dengan memaksimalkan potensi mahadata (big data) geospasial.

Geomimo hadir sebagai sistem cerdas yang menggabungkan kecerdasan buatan, citra satelit, dan analisis spasial untuk menafsirkan kondisi bumi secara lebih komprehensif. Dikutip dari ANTARA, peneliti Pusat Riset Geoinformatika BRIN, Joko Widodo, Ph.D., menjelaskan dalam diskusi daring bertajuk “GeoMIMO: Menjawab Kebutuhan Informasi untuk Ketahanan Pangan” bahwa pengembangan Geomimo ditujukan untuk memperkuat kapasitas negara dalam mengelola sumber daya berbasis ruang.

Menurutnya, BRIN bersama Badan Informasi Geospasial (BIG) berkomitmen untuk mengintegrasikan seluruh data pengindraan jauh demi mendukung Kebijakan Satu Peta, sebuah upaya strategis untuk menyatukan informasi geospasial dari berbagai instansi pemerintah. Dengan langkah ini, BRIN bertekad menjadikan riset geospasial bukan sekadar aktivitas akademik, melainkan juga instrumen nyata dalam perumusan kebijakan nasional.

Lebih jauh, Geomimo diharapkan menjadi kunci dalam menjawab tantangan ketahanan pangan. Melalui kemampuan analisisnya, sistem ini dapat membantu pemerintah dalam memetakan potensi lahan pertanian, menentukan lokasi ideal untuk perkebunan, hingga mempermudah penyaluran bantuan agar tepat sasaran. Dengan memanfaatkan big data dan kecerdasan buatan, Geomimo mampu menilai produktivitas lahan berdasarkan kondisi tanah, iklim, dan vegetasi sehingga dapat memberikan rekomendasi yang berbasis bukti (evidence-based) bagi pengambil kebijakan di tingkat pusat maupun daerah.

Selain bidang pangan, potensi Geomimo juga mencakup berbagai isu strategis nasional. Teknologi ini dapat digunakan untuk menentukan zona penangkapan ikan secara presisi, membantu pengawasan perdagangan karbon, bahkan untuk pemetaan area sensitif, seperti tanaman ganja (Cannabis), yang berkaitan dengan aspek keamanan dan hukum. Dengan kemampuan multi-input dan multi-output, Geomimo mampu mengolah beragam jenis data spasial dan nonspasial secara simultan untuk menghasilkan gambaran situasi yang lebih menyeluruh bagi pemerintah dan lembaga riset.

Melalui teknologi ini, BRIN berharap penggunaan data yang bersumber dari Geomimo dapat menggantikan sistem sektoral yang masih bergantung pada sumber terbuka dan terpisah-pisah. Dengan begitu, Indonesia berpeluang besar membangun kemandirian data geospasial nasional yang lebih solid dan berdaulat. Geomimo tidak hanya representasi kemajuan teknologi, tetapi juga simbol perubahan cara pandang: pemetaan bukan sekadar menggambar ruang di peta, melainkan juga membaca arah masa depan bangsa melalui data.

+
+