Default Title
logo spatial highlights
Banjar Luncurkan GEOLASTING, Inovasi Geospasial untuk Atasi Stunting

Banjar Luncurkan GEOLASTING, Inovasi Geospasial untuk Atasi Stunting

Stunting masih menjadi ancaman serius bagi kualitas sumber daya manusia di Indonesia. Masalah ini tidak hanya berdampak pada tinggi badan anak yang tidak optimal, tetapi juga memengaruhi perkembangan otak, kemampuan belajar, dan produktivitas di masa depan. Oleh karena itu, stunting menjadi tantangan kesehatan dan pembangunan manusia di hampir seluruh daerah, termasuk Kabupaten Banjar.

Untuk menjawab tantangan tersebut, Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan (Bappedalitbang) Kabupaten Banjar meluncurkan GEOLASTING (Geospasial untuk Kolaborasi Atasi Stunting). Inovasi ini memanfaatkan sistem informasi geospasial untuk mempercepat deteksi wilayah prioritas dan mengarahkan intervensi lintas sektor secara terintegrasi dan tepat sasaran.

Baca juga: Banjar Dukung Penguatan Data Spasial Melalui Rakor Bappeda Kalsel

Peluncuran proyek perubahan GEOLASTING digelar pada Kamis, 14 Agustus 2025 di Aula Bauntung Bappedalitbang Banjar. Acara bertajuk “Pembangunan Komitmen Bersama” itu diinisiasi oleh Kepala Bappedalitbang Banjar, Nashrullah Shadiq, dan dihadiri perwakilan instansi vertikal, provinsi, dan kabupaten. Hadir di antaranya BKKBN, Dinas PPPAKB Provinsi Kalimantan Selatan, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banjar, Dinas Kesehatan, Dinas PUPRP, Dinas PMD, Dinsos P3AP2KB, Forum Camat, Forum Lurah, Forum CSR, Forum APDESI, serta Tim Efektif Bappedalitbang.

Nashrullah menjelaskan bahwa GEOLASTING dirancang untuk menutup celah intervensi stunting yang belum sistematis dan belum berbasis bukti spasial. “Dengan GEOLASTING, kita mengintegrasikan data dan memanfaatkan teknologi peta digital sehingga program intervensi bisa lebih terarah, efisien, dan efektif. Selain itu, kolaborasi antarpihak dapat diperkuat melalui regulasi yang jelas,” ujarnya.

Inovasi ini memiliki target jangka pendek berupa penyusunan regulasi dasar kolaborasi, pengumpulan dan harmonisasi data awal intervensi stunting, serta peluncuran resmi GEOLASTING. Untuk jangka menengah, akan dikembangkan dasbor atau peta digital terintegrasi dalam sistem perencanaan dan penganggaran daerah. Adapun jangka panjangnya, GEOLASTING diimplementasikan di seluruh lokus stunting dan memberikan penghargaan bagi pihak yang berkontribusi melalui pendekatan heksaheliks (pemerintah, masyarakat, akademisi, swasta, media, dan komunitas).

Menurut Nashrullah, kunci keberhasilan program ini adalah sinergi. “Kita harus memastikan kolaborasi multi-pihak berjalan optimal sehingga setiap intervensi yang dilakukan benar-benar menjangkau anak-anak yang membutuhkan. Stunting bukan hanya isu kesehatan, tetapi juga masa depan daerah kita,” tegasnya.

Dalam sesi diskusi, sejumlah peserta memberikan masukan terkait penguatan sistem data, pengembangan regulasi, dan keterlibatan komunitas. Seluruh peserta menyatakan dukungan penuh terhadap proyek perubahan ini, sekaligus menyatakan komitmen untuk berkolaborasi menurunkan prevalensi stunting di Kabupaten Banjar.

Dengan implementasi GEOLASTING, diharapkan angka stunting di Kabupaten Banjar dapat ditekan secara signifikan. Selain itu, langkah ini diharapkan mendorong pemerataan akses layanan kesehatan dasar bagi seluruh anak, sejalan dengan visi daerah 2025–2029 untuk mewujudkan Kabupaten Banjar yang maju, mandiri, dan agamis berlandaskan gotong royong dan keadilan.

+
+