

APTTEGGI Jadi Garda Terdepan Lahirkan Surveyor Lewat Jalur Pendidikan
Jika Ikatan Surveyor Indonesia (ISI) dikenal luas sebagai organisasi profesi yang menjaga etika dan kualitas kerja para surveyor di lapangan maka Asosiasi Pendidikan Tinggi Teknik Geodesi dan Geomatika Indonesia (APTTEGGI) memegang peran strategis di hulu ekosistem ini. APTTEGGI berperan dalam proses pembentukan kompetensi, keilmuan, dan integritas para surveyor sejak mereka masih di bangku kuliah.
APTTEGGI hadir sebagai forum akademik lintas kampus yang tidak hanya menjembatani kerja sama antarprogram studi, tetapi juga merumuskan arah masa depan pendidikan tinggi geospasial di Indonesia. Dari penyusunan kurikulum yang adaptif, penguatan standar kompetensi lulusan, hingga pengembangan metode pembelajaran inovatif, APTTEGGI menempuh jalur pendidikan sebagai fondasi utama lahirnya surveyor andal yang mampu bersaing di tingkat nasional maupun global.
Mengapa APTTEGGI Dibentuk?
Sebagai respons terhadap kebutuhan akan penyelarasan standar dan peningkatan kolaborasi antarperguruan tinggi, pada 27 Juli 2023, sekitar 20 program studi dari berbagai jenjang pendidikan di Indonesia—yang meliputi bidang teknik geodesi, geomatika, survei, dan pemetaan—bersepakat untuk mendirikan Asosiasi Pendidikan Tinggi Teknik Geodesi dan Geomatika Indonesia (APTTEGGI) dalam sebuah pertemuan di Surabaya. Inisiatif ini lahir dari keinginan bersama untuk memastikan kurikulum yang relevan, mutakhir, dan kompetensi lulusan yang setara di seluruh institusi pendidikan tinggi.
Pendirian APTTEGGI dilakukan di depan Notaris Prita Miranti Suyudi di Jakarta Selatan pada 30 Mei 2024. Kemudian, asosiasi ini resmi disahkan sebagai badan hukum pada 13 Juni 2024 melalui Keputusan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor AHU-0005259.AH.01.07.TAHUN 2024 tentang Pengesahan Pendirian Perkumpulan Asosiasi Pendidikan Tinggi Teknik Geodesi dan Geomatika Indonesia.
Struktur kepengurusan APTTEGGI diisi oleh para profesional dari kalangan akademisi. Posisi Ketua diemban oleh Prof. Ir. Trias Aditya Kurniawan Muhammad, S.T., M.Sc., Ph.D., IPU, sementara posisi Sekretaris dijabat oleh Dr. L. M. Sabri, ST., MT, dan posisi Bendahara oleh Dr. Danar Guruh Pratomo, ST, MT.
Asosiasi ini dibentuk dengan misi menjadi asosiasi program studi yang unggul, terhormat, dan mandiri dalam memandu kemajuan pendidikan tinggi teknik geodesi dan geomatika baik di Indonesia maupun di dunia. Di sisi lain, asosiasi ini juga menjadi ruang kolaborasi bagi para penyelenggara pendidikan tinggi dalam bidang geodesi dan geomatika, untuk merumuskan langkah strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia serta memajukan peradaban nasional melalui pendidikan.
Pada 7 November 2024, APTTEGGI menggelar Rapat Anggota Tahunan APTTEGGI Tahun 2024 di Hotel Alana, Yogyakarta. Forum ini mempertemukan jajaran pengurus, dewan pengawas, dan perwakilan dari berbagai perguruan tinggi untuk memperkuat komitmen dalam peningkatan kualitas program studi, penjaminan mutu, serta membangun jejaring kerja sama lintas kampus.
Dalam rapat anggota tersebut, sejumlah keputusan penting diambil untuk menjadi arah kebijakan strategis pendidikan tinggi geospasial di Indonesia. Terdapat empat pilar utama yang menjadi landasan pengembangan APTTEGGI ke depan, yaitu sebagai berikut.
- Standardisasi Kompetensi Lulusan
APTTEGGI menetapkan standar kompetensi berdasarkan jenjang pendidikan, mulai dari D3 hingga S3, serta menyamakan posisi D4 dan S1 pada level 6 dalam Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Hal ini menjadi langkah penting dalam menjamin kesetaraan lulusan di pasar kerja nasional maupun global.
- Peningkatan Literasi Spasial di Masyarakat
Ilmu geodesi dan geomatika tidak lagi hanya menjadi konsumsi kalangan akademik, tetapi ditujukan agar dapat dipahami dan digunakan oleh masyarakat luas. APTTEGGI mendorong penyebarluasan pengetahuan ini agar masyarakat lebih sadar akan pentingnya data spasial dalam pengambilan keputusan sehari-hari.
- Inovasi Metode Pembelajaran
Untuk menyesuaikan dengan kebutuhan dunia kerja dan perkembangan teknologi, APTTEGGI mengadopsi metode pembelajaran berbasis kasus (case method) dan proyek (project-based learning). Pendekatan ini dirancang untuk meningkatkan kemampuan praktis, kolaboratif, dan berpikir kritis mahasiswa.
- Kolaborasi Antarprogram Studi
APTTEGGI membuka ruang seluas-luasnya bagi kolaborasi antarprogram studi, termasuk pertukaran dosen, mahasiswa, serta sinkronisasi kurikulum. Upaya ini bertujuan memperkuat integrasi ilmu, pertukaran praktik terbaik, serta menciptakan jaringan pendidikan tinggi geospasial yang saling mendukung.
Selain keempat pilar tersebut, APTTEGGI juga telah menyusun agenda tahunan yang terstruktur. Agenda ini mencakup kegiatan penjaminan mutu pendidikan, pelaksanaan riset kolaboratif antar-institusi, pengabdian masyarakat berbasis data spasial, serta perluasan kerja sama di tingkat regional, nasional, hingga internasional.
APTTEGGI sebagai Pintu Masa Depan Geospasial
Dengan fondasi empat pilar tersebut, APTTEGGI berfungsi sebagai garda depan dalam melahirkan surveyor terampil dan mampu memenuhi tuntutan zaman. Sejak deklarasi resmi di Surabaya pada Juli 2023 hingga Rapat Anggota Tahunan APTTEGGI Tahun 2024 di Yogyakarta pada November 2024, arah pendidikan geodesi dan geomatika di Indonesia semakin menguat, terutama dalam hal standardisasi kompetensi, kolaborasi lintas institusi, serta integrasi teknologi mutakhir melalui pendekatan berbasis proyek dan riset.
Dukungan dari Ikatan Surveyor Indonesia (ISI) dan jaringan kerja sama industri-akademik memungkinkan APTTEGGI memiliki posisi strategis dalam membentuk ekosistem geospasial yang kokoh dan berkelanjutan. Harapan besar kini tertuju pada konsistensi pelaksanaan hasil keputusan dan peningkatan kapasitas pendidikan di berbagai perguruan tinggi, terutama dalam pemerataan sumber daya, kualitas kurikulum, serta adaptasi terhadap perkembangan teknologi geospasial global. Jika strategi ini dijalankan secara konsisten dan inklusif maka generasi surveyor Indonesia akan siap menjadi garda terdepan dalam mendukung percepatan pembangunan nasional dan digitalisasi sumber daya dengan profesionalisme yang tinggi.
Sumber: IG @windupranata, IG @official_unwim, SPIG UPI