Default Title
logo spatial highlights
UGM Inisiasi Kerja Sama dengan Tiongkok untuk Survei Laut di Nusa Tenggara

UGM Inisiasi Kerja Sama dengan Tiongkok untuk Survei Laut di Nusa Tenggara

Universitas Gadjah Mada (UGM) memprakarsai kolaborasi riset internasional berskala besar bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Second Institute of Oceanography–Ministry of Natural Resources, Tiongkok (SIO), serta South China Sea Institute of Oceanology–Chinese Academy of Sciences, Tiongkok (SCSIO). Fokus kerja sama ini adalah melakukan survei laut dalam di zona subduksi selatan Indonesia, khususnya di perairan selatan Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.

Survei tersebut menjadi langkah strategis untuk memahami mekanisme tumbukan antara Lempeng Jawa dan Lempeng Australia serta potensi dampaknya terhadap gempa bumi dan tsunami di kawasan tersebut. Eksplorasi akan dilakukan dengan metode geofisika kelautan, meliputi seismik aktif dan pasif, metode elektromagnetik, serta pengambilan sampel sedimen laut dalam.

Direktur Kemitraan dan Relasi Global UGM, Prof. Dr. Puji Astuti, menegaskan bahwa inisiatif ini mencerminkan komitmen UGM dalam mendukung pengurangan risiko bencana berbasis sains dan teknologi. “Kerja sama ini tidak hanya akan meningkatkan kapasitas penelitian di bidang kelautan, tetapi juga menjadi jembatan penting dalam transfer teknologi dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia Indonesia,” ujarnya.

Pelaksanaan survei dijadwalkan berlangsung pada 10–26 Agustus 2025 dengan memanfaatkan Kapal Riset RV Jiageng (Tan Kah Kee) milik Tiongkok. Lebih dari 50 peneliti Indonesia dan Tiongkok akan terlibat, termasuk tim UGM yang dipimpin Prof. Dr. Eng. Ir. Wahyu Wilopo S.T., M.Eng., IPM. bersama Dr. Muhammad Haikal Razi (Fakultas Teknik) dan Roma Widiyansari, M.Sc.can. (Fakultas MIPA). Selain itu, peneliti dari ITB, UI, dan BRIN juga turut berpartisipasi.

Selain penelitian, program ini mencakup pelatihan SDM kelautan di Indonesia maupun Tiongkok serta pengembangan laboratorium geofisika kelautan di tanah air. Diharapkan kolaborasi ini akan menghasilkan publikasi bersama, inovasi teknologi mitigasi bencana, dan peta potensi sumber daya laut dalam yang bermanfaat bagi Indonesia. Kerja sama UGM–BRIN–SIO–SCSIO ini menjadi tonggak penting penguatan hubungan ilmiah dan teknologi antara Indonesia dan Tiongkok, sekaligus mendukung visi Indonesia sebagai negara maritim yang kuat dan berdaya saing.

Mekanisme Survei

Survei geofisika laut akan menggunakan peralatan, seperti Active Ocean Bottom Seismometer (OBS), Ocean Bottom Electromagnetic (OBEM), serta pengambilan sedimen dasar laut. Setelah survei selesai, data geofisika dan sampel sedimen akan dianalisis di Indonesia dan Tiongkok, dengan penyimpanan data dan sampel tetap mengikuti regulasi BRIN di Indonesia.

Untuk memperluas keterlibatan peneliti nasional, BRIN membuka open call proposal yang berhasil menjaring 10 peneliti dari UGM, ITB, UI, UNDIP, dan BRIN. Dari pihak Tiongkok, terdapat 11 peneliti dari SIO, Guangzhou Marine Geological Survey MNR, China University of Geosciences Beijing, Xiamen Aixiang Technology Co. Ltd, dan Xiamen University Siming Campus.

Sementara itu, Prof. Wilopo dari Departemen Teknik Geologi UGM berharap kegiatan ini tidak hanya meningkatkan kompetensi SDM kelautan melalui pelatihan di kedua negara, tetapi juga mendorong pembentukan laboratorium geofisika kelautan baru, memperkuat riset pemantauan geofisika untuk mendeteksi potensi gempa bumi, tsunami, dan bencana geologi lainnya, serta meningkatkan kapasitas manajemen dalam merespons bencana alam. Ia juga menekankan pentingnya kerja sama di bidang peringatan dini, pemanfaatan sumber daya laut dalam untuk kesejahteraan berkelanjutan, pengembangan eksplorasi kelautan di Indonesia, dan penguatan hubungan bilateral Indonesia–Tiongkok dalam teknologi serta mitigasi bencana jangka panjang.

+
+