Default Title
logo spatial highlights
Pasar Satelit dan GeoAI Diprediksi Terus Tumbuh Mencapai USD 5,8 Miliar pada 2033

Pasar Satelit dan GeoAI Diprediksi Terus Tumbuh Mencapai USD 5,8 Miliar pada 2033

Pasar global terkait kebutuhan pengindraan bumi berbasis satelit kini tengah berada pada fase pertumbuhan pesat. Makin banyak sektor yang mengandalkan data geospasial akurat untuk mendukung keputusan strategis, mulai dari pertanian, pertahanan, hingga perencanaan kota.

Perusahaan konsultan global IMARC Group, dalam siaran persnya, mengungkapkan bahwa nilai pasar pengamatan Bumi tercatat sekitar USD 3,7 miliar pada tahun 2024 dan diperkirakan akan meningkat menjadi USD 5,8 miliar pada tahun 2033, dengan laju pertumbuhan tahunan sekitar 5 persen. Pertumbuhan ini tidak hanya dipicu oleh kemajuan teknologi satelit yang makin canggih, tetapi juga oleh meningkatnya kebutuhan akan kecerdasan buatan berbasis lokasi, atau GeoAI, yang mampu mengolah data spasial menjadi informasi yang lebih bermakna.

Kebutuhan terhadap data menjadi faktor utama yang menggerakkan pasar ini. Beragam industri kini berlomba memanfaatkan citra satelit mentah untuk berbagai keperluan, seperti memantau perubahan lahan, menganalisis pola cuaca, hingga merancang pembangunan kota baru.

Sektor pertahanan dan intelijen masih menjadi pengguna terbesar karena membutuhkan data observasi Bumi untuk operasi strategis dan pengawasan wilayah. Di sisi lain, meningkatnya peran GeoAI membuat analisis data spasial dapat dilakukan dengan lebih cepat, akurat, dan efisien. Kombinasi antara teknologi satelit dan kecerdasan buatan menjadikan pengambilan keputusan berbasis geospasial makin relevan di era digital.

Kemajuan teknologi juga mempercepat efisiensi dan akurasi pengamatan Bumi. Satelit generasi terbaru mampu menghasilkan gambar dengan resolusi tinggi dan memproses data dalam waktu singkat. Inovasi di bidang kecerdasan buatan memungkinkan analisis dilakukan secara otomatis, dari mendeteksi perubahan hutan hingga memperkirakan dampak bencana alam.

Banyak negara kini mulai berinvestasi besar dalam program satelit nasional untuk memantau kondisi lingkungan, mengelola sumber daya alam, serta memperkuat sistem tanggap darurat. Di saat yang sama, kolaborasi antara sektor publik dan swasta makin penting karena membuka peluang inovasi serta memperluas akses terhadap data geospasial yang sebelumnya terbatas.

Menariknya, Indonesia kini dipandang sebagai salah satu pasar potensial GeoAI di kawasan Asia Pasifik, sejajar dengan Tiongkok, Jepang, India, Korea Selatan, dan Australia. Letak geografis yang luas, kompleksitas tata ruang, serta tingginya risiko bencana alam menjadikan teknologi satelit dan GeoAI sangat relevan bagi kebutuhan nasional. Dengan dukungan kebijakan pemerintah, penguatan kapasitas sumber daya manusia, dan keterlibatan sektor swasta, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pemain penting dalam transformasi digital geospasial dunia menuju tahun 2033.

+
+