

Manfaatkan Teknologi Geospasial, Muhammadiyah Luncurkan SIGmu
Muhammadiyah, organisasi dengan ribuan aset mulai dari sekolah, rumah sakit, masjid, hingga lahan pertanian, memerlukan sistem pemetaan yang mampu memvisualisasikan, mengelola, dan menganalisis aset-aset tersebut secara komprehensif. Guna menjawab kebutuhan ini, Muhammadiyah secara resmi meluncurkan Sistem Informasi Geospasial Muhammadiyah (SIGMu) pada 9 Mei 2025 di Yogyakarta.
SIGMu merupakan sistem informasi yang memanfaatkan teknologi geospasial untuk mengelola data aset Muhammadiyah secara terpusat dan berbasis lokasi. Peluncuran program ini ditandai dengan kegiatan Bimbingan Teknis (bimtek) yang diadakan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DIY. Bimtek yang berlangsung pada 9–11 Mei 2025 di Kantor PP Muhammadiyah, Jl. Cik Di Tiro Yogyakarta, juga melibatkan kunjungan ke Kantor Dinas Pertanahan dan Tata Ruang (Dispertaru) DIY untuk memberikan pemahaman praktik terbaik dalam pengelolaan data geospasial.
Peluncuran SIGMu ditujukan untuk memetakan aset yang dimiliki Muhammadiyah. Menurut Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah, masih banyak aset Muhammadiyah yang belum memiliki kejelasan administrasi, legalitas, dan posisi spasial yang terdokumentasi secara digital. Ketidakjelasan ini berdampak pada lemahnya perlindungan hukum terhadap aset serta kesulitan dalam perencanaan pembangunan berbasis data.
Harapannya, seluruh aset Muhammadiyah dapat dipetakan secara digital dengan SIGMu sehingga memudahkan proses inventarisasi, pengawasan, hingga penyusunan strategi pengembangan aset. Misalnya, jika suatu cabang Muhammadiyah ingin membangun amal usaha baru, seperti sekolah atau klinik, dapat menganalisis terlebih dahulu wilayah yang belum memiliki layanan tersebut dengan melihat data spasial yang sudah ada.
Sebelumnya, PP Muhammadiyah telah menandatangani Nota Kesepahaman dengan Badan Informasi Geospasial (BIG), lembaga pemerintah yang berwenang dalam pengelolaan informasi geospasial di Indonesia, pada November 2024 Dengan keterlibatan BIG, data yang digunakan dalam SIGMu akan lebih valid, legal, dan terstandardisasi. Hal ini penting agar pemetaan aset Muhammadiyah tidak hanya bermanfaat secara internal, tetapi juga dapat terintegrasi dengan sistem nasional, seperti One Map Policy, yang bertujuan menyatukan seluruh peta tematik di Indonesia dalam satu basis data geospasial.
SIGMu sebagai Pilar Tata Kelola Modern Muhammadiyah
Peluncuran SIGMu menandai langkah maju Muhammadiyah dalam menerapkan tata kelola organisasi berbasis data dan teknologi. Dalam jangka panjang, sistem ini tidak hanya menjadi alat administratif, tetapi juga pendorong transformasi digital yang lebih luas, termasuk dalam penguatan dakwah, pendidikan, dan layanan sosial. Dengan kerja sama lintas sektor, dukungan teknologi geospasial nasional, serta komitmen peningkatan kapasitas internal, SIGMu berpotensi menjadi model bagi organisasi masyarakat sipil lainnya dalam mengelola aset dan data secara modern dan transparan.
Sumber: pmwdiy pwmjateng muhammadiyah