Default Title
logo spatial highlights
Joey Pelupessy Menguasai Ruang: Analisis Geospasial Laga Indonesia vs. Tiongkok

Joey Pelupessy Menguasai Ruang: Analisis Geospasial Laga Indonesia vs. Tiongkok

Timnas Indonesia memiliki peluang besar untuk membalas kekalahan dari Tiongkok pada Oktober 2024 dan memperbesar kans lolos ke Piala Dunia 2026. Pertandingan lanjutan kualifikasi zona Asia di Stadion Gelora Bung Karno, pada Kamis, 5 Juni 2025 menjadi momentum penting. Indonesia saat ini berada di posisi keempat Grup C dengan 9 poin, unggul atas Tiongkok yang berada di dasar klasemen tanpa poin.

Pelatih Patrick Kluivert mengandalkan kemenangan 1-0 atas Bahrain serta dukungan ribuan masyarakat Indonesia sebagai modal positif. Namun, dari segi tatik, Timnas kali ini jauh lebih siap setelah kehadiran gelandang bertahan berdarah Maluku, Joey Pelupessy.

Bisa dibilang Joey Pelupessy adalah pemain yang akan memiliki peran sentral dalam laga tersebut. Pasalnya, beberapa pihak menyebutkan Tiongkok akan kembali tampil defensif pada laga kali ini dan memanfaatkan serangan balik.

Lalu, kenapa Joey Pelupessy menjadi pemain yang begitu sentral pada laga ini? Jawabannya adalah pada heatmap sang pria kelahiran 15 Mei 1993 tersebut di laga kontra Bahrain yang lalu, ketika Joey membuktikan bahwa representasi dari data dan teknologi modern mengubah cara kita memahami peran pemain di atas lapangan.

Data Heatmap Membuktikan Pelupessy Ada di Mana-Mana

Joey Pelupessy memulai debutnya bersama Timnas Indonesia pada Maret 2025 dalam kemenangan 1-0 atas Bahrain. Bermain dalam formasi 5-3-2 bersama Tom Haye, Joey menunjukkan peran vital sebagai gelandang bertahan. Statistik mencatat 85% akurasi umpan sukses, yaitu 34 dari 40 percobaan, dua kali sapuan, satu intersep, lima kali merebut bola, serta memenangkan seluruh duel udara dan darat.

Heatmap pertandingan menunjukkan Joey aktif di berbagai area lapangan, terutama di zona tengah dan pertahanan. Mobilitasnya yang tinggi memungkinkan Indonesia menekan lawan dan menghalau serangan balik. Dalam laga melawan Bahrain, Joey tidak hanya bertahan, tetapi juga membantu transisi serangan, menciptakan keseimbangan tim.

Data geospasial ini menegaskan bahwa Joey bukan sekadar gelandang bertahan, melainkan juga pemain kunci dalam strategi pressing dan distribusi bola. Kemampuannya membaca permainan dan posisi lawan membuatnya efektif dalam memotong aliran bola dan memulai serangan.

Heatmap Jadi Bukti Nyata Pemanfaatan Teknologi Geospasial di Lapangan Hijau

Dalam sepakbola modern, heatmap telah menjadi salah satu alat visual paling penting untuk menganalisis pergerakan pemain selama pertandingan. Secara sederhana, heatmap adalah representasi visual dari area-area lapangan yang paling sering disentuh atau dijelajahi oleh seorang pemain. Warna pada heatmap, mulai dari spektrum biru (aktivitas rendah) hingga merah terang (aktivitas tinggi), menunjukkan seberapa intens seorang pemain berada di zona tertentu sepanjang laga.

Cara kerjanya berangkat dari pelacakan posisi pemain secara real-time, yang kini sangat mungkin dilakukan berkat teknologi GPS dan sistem kamera pelacak (player tracking system) yang dipasang di stadion. Data inilah yang kemudian diproses oleh perangkat lunak analitik untuk menghasilkan visualisasi heatmap.

Beberapa penyedia data terkemuka, seperti Opta, Stats Perform, InStat, atau Tracab, memanfaatkan algoritma spasial dan machine learning untuk menyempurnakan akurasi heatmap. Dengan kombinasi data lokasi, kecepatan lari, dan intensitas sprint, heatmap dapat memberikan gambaran utuh tentang gaya bermain seorang pemain, apakah ia lebih bertahan, box-to-box, atau dominan di sisi tertentu.

Bagi pelatih dan analis, heatmap ini sangat berguna untuk mengevaluasi efektivitas posisi pemain, menentukan area tekanan atau kelemahan lawan, serta menyesuaikan taktik berdasarkan distribusi ruang. Selain itu, heatmap juga dapat digunakan untuk menilai performa pemain berdasarkan kontribusi spasial, bukan hanya statistik konvensional

Data Membuat Peran Pemain Menjadi Nyata di Lapangan

Dalam konteks Joey Pelupessy, heatmap memperlihatkan dominasi areanya di sekitar lingkar tengah hingga zona depan bek tengah. Artinya, Joey aktif sebagai pelindung pertahanan sekaligus pemutus serangan balik lawan, peran krusial yang tak selalu tampak dari statistik biasa, seperti gol atau assist. Dengan kata lain, analisis geospasial melalui heatmap membuat kontribusi “tak kasatmata” Joey menjadi nyata secara data.

Analisis geospasial dan statistik menunjukkan bahwa Joey Pelupessy adalah pemain kunci dalam laga Indonesia vs. Tiongkok. Kemampuannya dalam bertahan, distribusi bola, dan mobilitas tinggi memberikan stabilitas di lini tengah dan memungkinkan strategi tim berjalan efektif.

Dengan performa Tiongkok yang menurun dan strategi defensif mereka, kehadiran Joey menjadi vital dalam mengontrol permainan dan meraih kemenangan. Jika mampu memanfaatkan keunggulan ini, Indonesia berpeluang besar untuk membalas kekalahan sebelumnya dan melangkah lebih dekat ke Piala Dunia 2026.

Sumber: Detikcom, metapress, ZONE14

+
+