

Gabungkan AI dan Peta Digital, Amerika Perkuat Sistem Keamanan Transportasi
Badan Transportasi Amerika Serikat (TSA) sedang mengembangkan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang bisa terhubung dengan sistem peta digital canggih bernama Geographic Information Infrastructure (GII). Tujuannya adalah meningkatkan keamanan transportasi nasional, terutama di bandara, dengan cara yang lebih cepat dan akurat.
Menurut laporan dari CDO Magazine, sistem ini memungkinkan TSA untuk melacak pergerakan dan potensi ancaman secara langsung di peta digital. Dengan bantuan AI, TSA bisa mendeteksi dan merespons ancaman, seperti ancaman teror atau gangguan transportasi, dalam waktu cepat dan akurat.
Sederhananya, gabungan AI dan GII membuat sistem pemantauan yang bisa ‘melihat’ situasi secara menyeluruh dan memberikan keputusan cepat untuk mencegah kejadian buruk. AI dan GII ini akan digunakan untuk membaca dan menganalisis data dari jaringan transportasi, misalnya lalu lintas udara, lokasi bandara, atau titik rawan kejahatan, dalam bentuk peta digital. Data tersebut akan ditampilkan dalam sistem yang bisa digunakan bersama oleh berbagai instansi pemerintah, mulai dari polisi lokal hingga otoritas bandara.
“Pendekatan kami adalah menghadirkan intelijen geospasial untuk memahami data real-time dengan latensi rendah guna memantau jaringan transportasi dan merespons ancaman keamanan secara langsung. Kami menggunakan data geospasial tersebut untuk memberikan informasi kepada bandara dan mitra yang bertanggung jawab atas keamanan fisik sehingga mereka dapat mengurangi risiko,” ujar Matt Gilkeson selaku Chief Technology Officer and Chief Data Officer TSA.
TSA juga sedang menguji teknologi AI untuk memeriksa isi bagasi penumpang di bandara. AI ini dihubungkan dengan mesin pemindai (X-ray) agar bisa otomatis mengenali bahan peledak atau benda berbahaya lainnya, tanpa perlu terlalu banyak intervensi dari petugas. David Pekoske, Kepala TSA, menyebut teknologi ini sedang dikembangkan bersama lembaga riset pemerintah untuk mempercepat proses pemeriksaan dan meningkatkan akurasi deteksi.
Penggabungan teknologi AI dan GII seperti ini bisa menjadi contoh bagi negara lain, termasuk Indonesia. Sistem ini bisa diterapkan untuk memantau transportasi umum, jalur logistik, dan kawasan rawan bencana atau kejahatan.
Selain untuk keamanan, data dari sistem ini juga bisa digunakan dalam perencanaan kota, pengaturan lalu lintas, dan penanggulangan bencana berbasis lokasi. Jika diterapkan dengan baik, teknologi ini bisa membantu pemerintah membuat keputusan yang cepat dan berbasis data nyata.
Sumber: CDO Magazine