Default Title
logo spatial highlights
Direktur Zonex Jelaskan Peran Penting Surveyor dan Geodesi dalam Mitigasi Bencana

Direktur Zonex Jelaskan Peran Penting Surveyor dan Geodesi dalam Mitigasi Bencana

Direktur PT Zonex Geomatics Indonesia, Zuriabangkit M. Sanjaya, memaparkan peran surveyor dan ilmu geodesi dalam upaya mitigasi bencana. Dalam webinar bertajuk “Peran Teknologi Geospasial dalam Mitigasi Bencana” yang diselenggarakan oleh ASBIM Indonesia, Bangkit mengatakan bahwa surveyor dan ilmu geodesi memainkan peran krusial di tengah integrasi pemetaan.

Integrasi pemetaan atau mapping integration adalah kolaborasi berbagai metode survei untuk memetakan suatu wilayah. Berbagai metode yang digunakan mencakup pemetaan udara menggunakan drone, pemetaan darat dengan GPS dan GNSS, teknologi SLAM (Simultaneous Localization and Mapping), hingga pemetaan laut menggunakan UAV bawah air.

“Sebagai surveyor, tugas utama kami adalah memastikan keakuratan koordinat. Dalam konteks sosial, akurasi ini sangat penting karena ketidaksesuaian data di lapangan dapat memicu konflik atau protes warga,” terang Bangkit pada Selasa, 22 Juli 2025.

Bangkit mengatakan bahwa ilmu geodesi tidak hanya berguna untuk keperluan pembangunan infrastruktur, tetapi juga berperan penting dalam mitigasi bencana. Melalui pemetaan dan pemantauan yang akurat, geodesi memungkinkan penyajian data perubahan muka bumi, seperti deformasi tanah akibat aktivitas vulkanik atau pergeseran garis pantai.

“Dalam analisis risiko, data spasial menjadi alat utama untuk mengidentifikasi wilayah rawan bencana. Misalnya, untuk risiko tsunami, sensor dapat dipasang di kawasan pesisir yang rentan guna mendeteksi perubahan permukaan laut,” terang Bangkit.

Evolusi Teknologi Pemetaan

Lebih lanjut, Bangkit menjelaskan tentang perubahan teknologi geospasial dari masa ke masa yang signifikan. “Dulu awalnya pengukuran lahan dilakukan menggunakan meteran. Meski nomornya akurat, tetapi meteran tidak terintegrasi dalam sistem koordinat geospasial yang baku,” lanjutnya.

Kemajuan berikutnya ditandai oleh kemunculan teodolit dan total station. Total station berperan penting dalam penentuan azimut matahari dan pengukuran sudut yang presisi. “Banyak teman-teman surveyor kesusahan menentukan azimut matahari, bahkan sampai ada yang kertasnya terbakar karena saking lamanya,” canda Bangkit.

Setelah total station, teknologi geospasial kedatangan teknologi Global Positioning System (GPS) dan Global Navigation Satellite System (GNSS) merevolusi survei dengan keakuratan berbasis satelit. Kini, teknologi makin maju dengan kehadiran drone dan fotogrametri, yang memungkinkan pemetaan cepat dari udara dalam resolusi tinggi.

Terbaru, hadir pula teknologi SLAM berbasis laser, yang mampu memetakan ruang dalam tiga dimensi secara real-time dan efisien, bahkan di area tertutup seperti goa atau lorong sempit. “Dari macam-macam alat survei itu bisa kita kolaborasikan,” tutur Bangkit.

Kolaborasi surveyor dalam integration mapping kini lebih terbantu dengan adanya evolusi teknologi di dunia geospasial. Dengan teknologi yang mutakhir dan tepat guna, para surveyor mampu bekerja dengan lebih efisien dan memberikan hasil yang optimal.

+
+