

BPS Bakal Manfaatkan Teknologi Geospasial dalam Survei Ekonomi 2026
Badan Pusat Statistik (BPS) resmi memulai tahapan awal menuju pelaksanaan Sensus Ekonomi 2026 dengan menggelar Pelatihan Pemutakhiran Kerangka Geospasial dan Muatan Wilayah Statistik Terendah (Wilkerstat). Pelatihan ini diselenggarakan sebagai bentuk persiapan teknis yang mengedepankan pemanfaatan teknologi geospasial, guna memperbarui informasi wilayah yang akan menjadi basis pengumpulan data sensus mendatang.
Kepala BPS, Ir. Sawalludin Naibaho, M.Si, menegaskan bahwa kegiatan ini menjadi fondasi penting bagi petugas lapangan dalam mengintegrasikan data spasial dengan kondisi faktual di tingkat kecamatan hingga desa. “Kalau petanya bagus dan muatannya tepat, berarti kita sudah berada di jalur yang benar,” ujar Sawalludin saat membuka pelatihan, dikutip dari SimadaNews.com.
Pemutakhiran kerangka geospasial merupakan proses mencocokkan peta yang dimiliki BPS dengan kondisi nyata di lapangan. Dengan kata lain, teknologi ini akan mempermudah deteksi lokasi usaha, distribusi aktivitas ekonomi, serta klasifikasi wilayah berdasarkan potensi ekonominya. Teknologi ini juga akan mendukung integrasi data dengan sumber lain, seperti citra satelit, GPS, serta sistem informasi geografis (SIG). Dukungan teknologi geospasial dinilai vital karena mampu mempercepat proses pencacahan sekaligus meminimalkan kesalahan data.
BPS juga menekankan pentingnya sinergi antara petugas lapangan dengan pemerintah daerah. Dalam pelatihan ini, ditekankan bahwa kolaborasi tersebut akan mempercepat verifikasi dan validasi wilayah cakupan sensus. “Mari kita kerjakan dengan sungguh-sungguh. Hak Bapak/Ibu pasti kami penuhi, dan kewajibannya tentu kami tagih,” tambah Sawalludin dalam pidatonya.
Dengan pemanfaatan teknologi geospasial secara sistematis dan kolaboratif, BPS berharap Sensus Ekonomi 2026 dapat menjadi tonggak pendataan ekonomi nasional yang lebih akurat, efisien, dan relevan untuk perumusan kebijakan masa depan.
Sumber: SimadaNews.com
