Default Title
logo spatial highlights
Bagaimana Internet of Things Terintegrasi dengan Data Geospasial?

Bagaimana Internet of Things Terintegrasi dengan Data Geospasial?

Internet of Things (IoT) menghubungkan miliaran sensor di seluruh dunia. Karena semuanya saling terhubung, teknologi ini memungkinkan pertukaran informasi secara otomatis antar perangkat. Data sensor real-time dari IoT berasal dari berbagai perangkat fisik seperti ponsel pintar, laptop, rumah, hingga mobil.

Sementara itu, Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah teknologi yang menganalisis dan menampilkan informasi berdasarkan lokasi geografis. Contoh paling sederhana dari SIG adalah pelacakan pengiriman makanan atau paket belanja online. Namun, kemampuan SIG jauh melampaui itu, teknologi ini digunakan untuk studi kompleks seperti tren lingkungan, pola cuaca, dan curah hujan.

Kaitan utama antara IoT dan SIG terletak pada lokasi geografis. Sebagian besar perangkat IoT memiliki fitur GPS yang memungkinkan mereka mengirimkan data posisi secara langsung bersama informasi sensor lainnya. Justru konteks geografis inilah yang membuat industri geospasial tertarik dan mengadopsi teknologi IoT secara luas, karena data lokasi memberikan dimensi spasial yang sangat berguna untuk analisis dan pengambilan keputusan.

Saat IoT dan SIG digabungkan keduanya membentuk sistem yang sangat kuat untuk meningkatkan kualitas hidup dan membangun masa depan yang tangguh. Berikut ini beberapa contoh penerapan gabungannya.

  1. Smart City

Istilah "smart city" kini bukan sekadar jargon. Elemen penting dalam pembangunan kota cerdas adalah data. Dengan memasang sensor IoT di jalan raya, bangunan, dan kendaraan, kota dapat mengumpulkan data real-time dalam jumlah besar untuk dianalisis.

Gabungan antara IoT dan GIS memungkinkan pemantauan lokasi kejadian darurat secara langsung, deteksi tingkat polusi udara dan kebisingan, peringatan kondisi jalan bagi pengemudi, dan optimalisasi rute transportasi umum.

Data real-time yang terus mengalir ini sangat penting untuk perencanaan kota yang lebih baik, peningkatan keselamatan melalui deteksi ancaman, serta kenyamanan hidup masyarakat melalui sistem transportasi yang efisien dan informasi kondisi darurat yang cepat.

  1. Manajemen bencana alam

Meskipun bencana alam tidak bisa dicegah, kita bisa meminimalkan dampaknya menggunakan kombinasi IoT dan SIG. Pemerintah daerah dapat menggunakan data ini untuk membuat simulasi serta menganalisis dampak bencana yang mungkin terjadi.

Salah satu contoh teknologi terkait adalah digital twin. Ini adalah model digital dari lingkungan nyata yang digunakan dalam kota cerdas maupun mitigasi bencana. Misalnya, pemerintah dapat membuat simulasi badai tropis untuk menilai tingkat risiko di wilayah rawan dan menyusun strategi pembangunan yang lebih tahan terhadap bencana.

  1. Smart Buildings

angunan cerdas merupakan contoh lain dari sinergi antara IoT dan GIS. Di sini, “cerdas” mengacu pada berbagai aspek, terutama efisiensi energi.

Dengan memasang sensor IoT di bagian luar bangunan, kita bisa mengetahui seberapa banyak panas dan ventilasi yang diterima. Di dalam bangunan, sensor dapat mengukur kelembapan, suhu, tingkat kebisingan, dan lain-lain. Data yang dikumpulkan ini memungkinkan analisis penggunaan energi, identifikasi peluang efisiensi energi dan biaya, hingga penyusunan strategi efisiensi energi yang lebih baik.

Sumber: GISGeography, carto.com

+
+