Default Title
logo spatial highlights
The Nature Conservancy Memanfaatkan Digital Twin untuk Melindungi Terumbu Karang

The Nature Conservancy Memanfaatkan Digital Twin untuk Melindungi Terumbu Karang

Selama ini, teknologi digital twin dikenal luas dalam sektor industri, digunakan untuk menciptakan replika digital bangunan atau sistem guna memantau kinerja dan memperkirakan kerusakan. Namun, The Nature Conservancy (TNC) menunjukkan bahwa teknologi ini juga dapat menjadi alat revolusioner untuk konservasi lingkungan, khususnya dalam upaya penyelamatan ekosistem laut di kawasan Karibia.

Karibia sendiri merupakan kawasan yang sangat bergantung pada ekosistem laut dangkal, seperti terumbu karang, padang lamun, dan hutan mangrove. Ekosistem ini menopang industri pariwisata senilai US$50 miliar dan menjadi sumber pangan bagi 43 juta penduduk. Lebih dari itu, mangrove berfungsi sebagai pelindung alami dari badai tropis yang kian intens akibat perubahan iklim.

Sayangnya, sejak tahun 1950-an, tutupan karang di kawasan ini telah berkurang hingga separuhnya, dan lebih dari 63% keanekaragaman hayati yang bergantung padanya turut menyusut. “Konservasi bukanlah tugas yang mudah. Ini adalah masalah yang sangat kompleks, dan sangat berkaitan dengan manusia serta perubahan perilaku,” kata Steve Schill, pakar data geospasial dari TNC, dikutip dari laman resmi Esri.

Integrasi Data untuk Aksi Konservasi

Sebagai respons atas krisis ini, TNC mengembangkan environmental digital twin, yakni sistem pemodelan ekosistem berbasis data spasial tiga dimensi. Teknologi ini menggabungkan data dari satelit, drone, sensor udara, dan kamera bawah laut untuk menciptakan peta digital yang sangat rinci dan akurat, mencakup lebih dari 200.000 km² habitat laut dangkal di Karibia.

Dalam proyek ini, TNC memanfaatkan 35.000 citra satelit dari Planet Labs yang diambil dari satelit Dove dan Tanager. Citra tersebut memungkinkan pemantauan hingga kedalaman tiga puluh meter dan memberikan informasi mengenai kejernihan air, struktur karang, hingga kepadatan alga. Proses pemilihan citra dilakukan secara cermat dengan mempertimbangkan kondisi cuaca, pencahayaan, dan kualitas visual, kemudian diproses menggunakan kecerdasan buatan untuk menghasilkan mozaik digital yang tajam dan bebas awan.

Hasil dari digital twin ini tidak hanya digunakan untuk visualisasi, tetapi menjadi alat pengambilan keputusan berbasis bukti ilmiah. TNC menggunakan data ini untuk memetakan kawasan coral climate refugia melalui proyek CoralCarib di Kuba, Haiti, Jamaika, dan Republik Dominika. Selain itu, mereka mendirikan Coral Innovation Hubs di Bahama dan Kepulauan Virgin AS untuk mendukung restorasi karang.

Platform ini juga mendukung kolaborasi regional lewat Caribbean Science Atlas, yang memungkinkan negara-negara Karibia berbagi data dan strategi konservasi. Dengan memanfaatkan AI, SIG, dan citra satelit hiperspektral, TNC membuktikan bahwa digital twin bukan hanya alat industri, melainkan juga kunci masa depan konservasi laut.

Sumber: Esri

+
+